Wednesday, February 21, 2018

Privacy Policy Nadeea

KEBIJAKAN PRIVASI


Game dan aplikasi lainnya (kami) meyakini bahwa privasi Anda sangat penting. Kebijakan ini menguraikan jenis-jenis informasi yang dapat diidentifikasi secara personal serta data lain yang akan kami kumpulkan dari Anda melalui berbagai situs, game, dan aplikasi yang kami sediakan ("Situs/Aplikasi"), dan bagaimana kami akan menggunakannya serta kapan kami akan membuka informasi dan data tersebut kepada pihak ketiga. Instalasi Anda dan/atau penggunaan Situs/Aplikasi ini dan/atau pemberian informasi kepada kami merupakan persetujuan terhadap Kebijakan Privasi ini dan pemrosesan informasi Anda (personal dan non-personal) sebagaimana dijelaskan pada Kebijakan ini. Kebijakan Privasi ini efektif per tanggal 1 Januari 2018.

Ada dua tipe informasi yang kami himpun melalui Situs/Aplikasi yang Anda gunakan:

1. "Informasi Personal," yaitu tipe informasi yang khususnya mengidentifikasi Anda secara personal dan/atau dapat digunakan untuk menghubungi Anda secara online maupun offline, seperti nama lengkap, alamat rumah, alamat surel, nomor telepon, foto, informasi geolokasi yang jelas (misalnya lokasi spesifik Anda), ID pemain Gameloft, informasi kartu kredit dan, dalam beberapa hal, nama pengguna; dan
2. "Informasi Non-Personal," yaitu informasi yang tidak mengidentifikasi Anda dan tidak dapat digunakan untuk menghubungi Anda secara personal, termasuk informasi mengenai Anda seperti tanggal lahir, umur, kode pos, informasi geolokasi tidak detail (contoh: kota Anda), dan jenis kelamin, juga informasi mengenai komputer dan perangkat mobile Anda, seperti perangkat keras/perangkat lunak/firmware. Informasi Non-Personal juga meliputi “Penggunaan Data,” yaitu data anonim yang terikat pada komputer Anda dan/atau perangkat Anda, seperti tindakan-tindakan yang Anda ambil di dalam dan di luar Situs/Aplikasi, peramban yang Anda gunakan, identitas dari aplikasi lain yang termasuk dalam perangkat Anda, tanggal dan waktu dari penggunaan Situs/Aplikasi, progres game Anda, waktu main, skor dan pencapaian, serta URL yang Anda kunjungi dan/atau aplikasi sebelum dan setelah menggunakan Situs/Aplikasi kami.

Informasi Personal dan Informasi Non-Personal yang Kami Himpun dan Bagaimana Kami Menghimpunnya

  • Jika Anda memilih untuk membuka akun dengan kami, mendaftar sebuah kontes, ingin mengikuti buletin kami, membutuhkan bantuan, atau dengan cara apa pun melakukan langkah-langkah yang membutuhkan pengumpulan Informasi Personal ataupun Informasi Non-Personal, kami akan menghimpun informasi seperti nama, alamat surel, alamat rumah, tanggal lahir, jenis kelamin, dan/atau nomor telepon Anda.
  • Jika Anda memilih untuk terkoneksi dengan salah satu Situs/Aplikasi kami melalui jejaring sosial pihak ketiga seperti Facebook atau Game Center, kami akan menghimpun Informasi Personal dan Informasi Non-Personal dari profil Anda yang terdapat di jejaring sosial pihak ketiga tersebut seperti nama, nama pengguna, foto, jenis kelamin, dan tanggal lahir Anda.
  • Jika Anda memilih untuk melakukan pembelian melalui Situs/Aplikasi kami, kami akan menghimpun informasi kartu kredit Anda dan informasi tagihan lainnya.
  • Jika Anda memilih untuk memanfaatkan forum publik apa pun, bagian komentar, atau pun fungsi obrolan, kami akan menghimpun Informasi Personal apa pun yang Anda ungkapkan melalui sarana-sarana tersebut.
  • Jika Anda memilih untuk mengirim pesan kepada pengguna lain atau grup para pengguna melalui pesan, obrolan, tulisan, atau fungsi lain di dalam game kami, kami akan menghimpun Informasi Personal apa pun yang Anda ungkapkan melalui sarana-sarana tersebut, juga kebutuhan Informasi Personal dari pengguna atau para pengguna yang Anda hubungi dalam rangka memfasilitasi komunikasi (Catatan: kami tidak akan pernah mengumpulkan informasi apa pun yang dikirimkan di luar sarana-sarana yang tersedia pada Situs/Aplikasi kami, termasuk melalui surel ataupun pesan teks).
  • Jika Anda memilih untuk memfungsikan notifikasi push, kami akan menggunakan Informasi Personal, atau Informasi Non-Personal Anda seperti ID Perangkat, dengan tujuan untuk mengirim notifikasi push pada perangkat Anda.
  • Kami dapat menghimpun informasi geolokasi yang jelas yang tersedia, sebelum melakukan hal tersebut terlebih dulu, Anda akan diberi tahu mengenai adanya tindakan ini maupun disarankan untuk mengizinkan atau memblokir fitur ini. Saat Anda memproses dengan menerima Situs/Aplikasi ini maupun mengaktifkan fitur ini, Anda dapat memblokirnya kapan pun setelahnya dengan mengambil langkah-langkah tepat dalam tab Pengaturan.
  • Beberapa Situs/Aplikasi kami dapat membaca perangkat Anda untuk menentukan aplikasi lain apa yang telah diinstal serta Informasi Non-Personal, seperti kota dan jenis kelamin Anda, mungkin saja disimpulkan berdasarkan identitas aplikasi-aplikasi tersebut.
  • Jika Anda memilih untuk memberikan Informasi Personal Anda kepada kami untuk alasan apa pun dan dalam bentuk apa pun, kami akan menghimpun Informasi Personal tersebut dan menggunakannya sesuai dengan tujuan Anda memberikannya.
  • Kami tidak akan menghimpun Informasi Personal apa pun dari Anda hanya dengan berdasarkan pada kunjungan Anda ke Situs kami; kami hanya menghimpunnya jika Anda memilih untuk memberikannya pada kami. Namun, kami akan menghimpun Informasi Non-Personal seperti ID perangkat, alamat IP dan pengidentifikasi berkelanjutan, juga Penggunaan Data, kapan pun Anda menggunakan Situs/Aplikasi kami. Informasi Non-Personal tersebut tidak dikombinasikan dengan Informasi Personal kecuali Anda memilih untuk memberikan Informasi Personal Anda kepada kami.

Kuki

Sehubungan dengan penghimpunan Informasi Personal dan Informasi Non-Personal seperti tersebut di atas, kami mungkin akan menggunakan kuki atau teknologi yang serupa (berkas teks kecil yang tersimpan pada hard drive komputer atau perangkat mobile Anda ketika Anda mengunjungi laman situs atau aplikasi tertentu yang mengidentifikasi komputer atau perangkat mobile dan mungkin menyimpan informasi mengenai Anda, contohnya data perilaku). Jika Anda memilih untuk memberi Informasi Personal Anda pada kami, kami akan menautkan informasi kuki pada Informasi Personal tersebut. Anda dapat menonaktifkan kuki atau mengatur peramban Anda untuk memperingatkan Anda ketika kuki sedang dikirimkan. Namun, beberapa layanan kami tidak akan berfungsi dengan semestinya jika Anda melakukan hal tersebut dan Anda mungkin kehilangan akses atas layanan yang Anda beli. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kuki dan bagaimana cara menolaknya, kunjungi www.aboutcookies.org.
Selain itu, pengiklan pihak ketiga tertentu juga dapat menggunakan kuki di iklan mereka yang disajikan dalam Situs/Aplikasi kami. Kuki tersebut akan mengumpulkan data perilaku anonim yang dapat digunakan oleh pengiklan untuk memberikan iklan yang ditargetkan baik di dalam dan di luar Situs/Aplikasi kami. Anda bisa memilih untuk tidak terlibat dalam praktik yang dilakukan oleh beberapa perusahaan tertentu dengan mengunjungi www.aboutads.info/choices dan mengikuti langkah-langkah yang dijelaskan di dalamnya.

Penggunaan Informasi Personal yang Kami Himpun

Kami akan menggunakan Informasi Personal Anda untuk:
  • menyediakan segala keperluan, pelayanan, atau fungsi yang Anda minta;
  • menanggapi pertanyaan yang Anda ajukan melalui fitur layanan pelanggan kami;
  • menghubungi Anda saat mempromosikan Situs/Aplikasi kami, berbagai kontes, dan berbagai fitur khusus yang kami tawarkan;
  • mengirimkan buletin, promosi, atau material iklan. Kami akan memberikan kesempatan pada Anda untuk tidak menerima material tersebut di masa yang akan datang. Anda juga berhak untuk tidak bersedia menerima material-material tersebut kapan pun berdasarkan instruksi yang tersedia dalam Kebijakan Privasi ini;
  • menghubungi Anda sehubungan dengan registrasi kontes dan penerimaan hadiah.
  • menghubungi Anda dalam cakupan perekrutan bakat / talenta.

Penggunaan Informasi Non-Personal yang Kami Himpun

Informasi Non-Personal akan kami gunakan untuk tujuan administratif, analisis, penelitian, pengoptimalan, keamanan, dan berbagai tujuan lainnya. Secara khusus, kami dapat menggunakan Informasi Non-Personal Anda untuk:
  • melacak Situs/Aplikasi kami yang Anda gunakan untuk membantu kami mempelajari lebih lanjut mengenai aktivitas Anda bermain game serta memahami preferensi dan tendensi Anda agar kami bisa membuat personalisasi pengalaman Anda, menyediakan penawaran dan notifikasi dalam game yang sesuai dengan Anda, dan juga meningkatkan pengalaman Anda bermain game;
  • membuat personalisasi konten dan penawaran;
  • menyusun statistik;
  • merespons pertanyaan layanan pelanggan;
  • melindungi Anda dari kecurangan, tindak kejahatan atau pun penipuan, maupun untuk alasan keamanan lainnya;
  • menyediakan iklan yang sesuai dengan minat dan profil Anda, sesuai dengan umur/jenis kelamin serta ditargetkan untuk lokasi umum Anda;
  • menentukan yurisdiksi tempat Anda agar kami dapat menentukan aturan hukum yang berlaku;
  • mengirimkan notifikasi push Anda (jika Anda memilih mengaktifkan fungsi tersebut).

Pengungkapan Informasi Personal dan Informasi Non-Personal yang Kami Himpun

  • Gameloft S.E merupakan sebuah perusahaan global dengan kantor dan badan usaha yang tersebar di berbagai belahan dunia. Kami dapat memindahkan Informasi Personal dan Informasi Non-Personal Anda kepada badan usaha kami lainnya, namun informasi tersebut akan tetap diatur dalam Kebijakan Privasi ini.
  • Kami tidak akan menjual, meminjamkan, atau memindahkan Informasi Personal Anda kepada pihak ketiga tanpa persetujuan dari Anda terlebih dahulu.
  • Kami dapat membagikan informasi geolokasi yang tidak detail atau informasi geolokasi yang jelas (jika Anda memutuskan untuk memperbolehkan kami mengambilnya) dengan para pengiklan untuk memperbolehkan mereka menampilkan iklan-iklan pada Anda yang lebih relevan dan sesuai dengan lokasi geografis Anda.
  • Kami dapat membagikan Informasi Penggunaan Data dan Non-Personal Anda, seperti ID perangkat, ID pengiklanan atau pengidentifikasi berlanjut, serta informasi geolokasi yang tidak detail, dengan mitra iklan kami. Mitra tersebut dapat menggunakan Informasi Non-Pribadi Anda untuk memberikan iklan yang disesuaikan di luar Situs/Aplikasi kami; Harap dicatat bahwa pembagian ini terbatas pada Informasi Non-Personal yang anonim dan gabungan saja dan kami tidak akan membagi informasi pribadi Anda dengan pengiklan tanpa persetujuan Anda.
  • Situs/Aplikasi kami menawarkan fitur berbagi sosial seperti “Bagi” atau “Suka” di Facebook atau situs jejaring social pihak ketiga lainnya. Jika Anda memutuskan untuk menggunakan fitur-fitur tersebut, Informasi Personal dan Informasi Non-Personal Anda akan dibagikan dan dihimpun baik dari dan untuk jejaring sosial pihak ketiga. Sebaiknya Anda melihat kebijakan dari pihak ketiga yang bersangkutan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai tindak penghimpunan informasi mereka.
  • Kami tidak akan menyimpan informasi kartu kredit Anda. Untuk memproses pembayaran kartu kredit, kami akan menggunakan layanan prosesor kartu kredit yang aman dari pihak ketiga.
  • Kami menggunakan layanan dari pihak ketiga yang memiliki akses terbatas terhadap Informasi Personal Anda yang digunakan untuk tujuan khusus. Tujuan-tujuan ini meliputi pemrosesan kartu kredit, pengiriman hadiah, bantuan pemasaran, layanan pelanggan, dan analisis data. Pihak ketiga yang terikat kontrak dengan kami untuk beberapa tujuan ini memiliki kewenangan untuk menggunakan Informasi Personal Anda hanya yang terkait dengan kebutuhan pihak tersebut. Sebagai tambahan, Informasi Non-Personal dan Data Penggunaan yang telah dihimpun, format anonim dapat dibagikan kepada pihak ketiga yang membantu kami terkait perihal pengoperasian kami, seperti administrasi, analisis, penelitian, pengoptimalan.
  • Kami dapat mengungkapkan Informasi Personal Anda atau informasi lain yang telah dihimpun jika dibutuhkan oleh hukum atau perintah pengadilan, apabila informasi tersebut berkaitan dengan tindak kekerasan yang mengancam, sebagai upaya investigasi dan/atau mengambil tindakan melawan aktivitas ilegal, dugaan penyalahgunaan atau penggunaan tidak sah dari Situs/Aplikasi ini, atau melindungi properti atau keselamatan orang lain.
  • Sehubungan dengan adanya penjualan perusahaan atau pun usaha lain (termasuk aset-aset terkait), informasi pelanggan secara umum merupakan salah satu aset usaha yang akan dipindahkan, dan informasi pelanggan tersebut (termasuk Informasi Personal Anda) akan dipindahkan atau dijual kepada pengakuisisi yang terkait dengan penjualan atau pengalihan beberapa atau keseluruhan usaha kami.

Iklan

Dengan menggunakan Situs/Aplikasi kami, Anda mungkin akan mendapatkan konten iklan. Kami atau pun jaringan iklan yang kami gunakan bisa saja memanfaatkan teknologi pelayanan iklan yang menggunakan kuki, beacons, tracking pixels, dan teknologi lainnya yang berada di dalam iklan dan memungkinkan kami maupun jejaring kami menghimpun Informasi Non-Personal. Informasi Non-Personal seperti umur dan jenis kelamin mungkin digunakan untuk memastikan bahwa Anda mendapat penawaran iklan-iklan yang pantas. Penggunaan Data dan Informasi Non-Personal seperti pengidentifikasi iklan mungkin digunakan untuk menentukan berapa banyak klik yang diterima sebuah iklan, mengukur keefektifan kampanye iklan, menentukan jumlah yang sesuai dari pengulangan iklan yang dilihat, dan/atau menyampaikan iklan yang sesuai dengan minat Anda. Sesuai dengan perangkat Anda dan sistem operasinya, Anda dapat memilih untuk mencegah pengidentifikasi iklan perangkat Anda digunakan untuk kepentingan berbasis iklan atau mengatur ulang pengidentifikasi iklan perangkat Anda dengan mengubah pengaturan dari perangkat Anda.

Hak-hak Anda

Kami mohon Anda tidak mengubah Informasi Personal yang Anda berikan kepada kami. Anda menunjukkan dan menjamin bahwa semua Informasi Personal yang Anda berikan kepada kami adalah asli dan benar dan berhubungan dengan Anda dan bukan dengan orang lain.

Keamanan Situs/Aplikasi

Anda bebas memilih untuk memberikan Informasi Personal kepada kami atau tidak. Kami dan/atau partner pihak ketiga kami telah memberlakukan prosedur-prosedur fisik, elektronik, dan manajerial untuk berupaya melindungi dan mencegah akses yang tidak diotorisasi, menjaga keamanan data, dan menggunakan dengan benar Informasi Personal yang telah dihimpun melalui Situs/Aplikasi kami. Kami mengambil dan juga mengharuskan pihak ketiga yang terkait untuk mengambil tindakan pencegahan dalam rangka melindungi Informasi Personal pelanggan kami dari kerugian, penyalahgunaan, pengungkapan yang tidak dikehendaki, perubahan, dan kerusakan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa tidak ada transmisi data melalui jaringan internet atau nirkabel yang dijamin 100% aman. Oleh karena itu, sementara kami berusaha untuk melindungi Informasi Personal Anda, kami tidak dapat memastikan atau menjamin keamanan informasi apa pun yang Anda berikan kepada atau dari kami, dan Anda menanggung segala risiko atas apa yang Anda lakukan. Kami tidak dapat memastikan atau menjamin keamanan informasi apa pun yang Anda berikan melalui surel dan Anda menanggung segala risiko atas apa yang Anda lakukan.
Ketika kami memanfaatkan pihak ketiga untuk membantu kami dalam memproses Informasi Personal atau informasi kartu kredit Anda, kami mengambil langkah-langkah yang masuk akal yang mengharuskan Anda mematuhi Kebijakan Privasi ini dan sebaliknya melindungi Informasi Personal Anda (termasuk informasi kartu kredit Anda).
Jika terjadi pelanggaran keamanan yang melibatkan informasi kartu kredit Anda dari Situs/Aplikasi kami, kami akan menginformasikan kepada Anda dengan segera dan mengambil langkah-langkah wajar sesuai dengan kegiatan komersial untuk memperbaiki pelanggaran tersebut.

Tuesday, March 21, 2017

Fighting The Blues

Pernah denger Baby Blues Syndrome?
Kalo belum silahkan googling dulu ya bu-pak sekalian...

Postingan gue kali ini akan menceritakan pengalaman gue melawan Baby Blues Syndrome selama kurang lebih 2 minggu setelah melahirkan.

Sejak trimester ketiga kehamilan, gue sudah ada feeling-feeling aneh soal menanti kehadiran dede bayi. Rasa khawatir gak bisa merawat bayi,  khawatir gak bisa bebas hang-out lagi bareng suami (kita berdua paling hobi jalan-jalan ngebolang berdua), khawatir gak bisa bebas ke mall dan bioskop, khawatir kalo dede bayi sakit,  dan segala macem kekhawatiran lainnya.
Gue juga sudah prepare dan cari info soal Baby Blues Syndrome, tapi waktu itu gue masih bawa santai, pikir gue asal banyak berdoa dan minta sama Allah, pasti Allah akan lindungi gue. Gue juga udah share ke suami soal Baby Blues ini, karena hampir 50% perempuan yang baru melahirkan mengalami Baby Blues,  maka gue pikir suami gue perlu tau juga supaya dia bisa ikut prepare kalau-kalau bener kejadian gue kena syndrome ini.

Lalu datanglah hari H nya...
Proses persalinan yang cukup lama (pembukaan 1 sampe 2 hari),  lalu fisik gue yang sudah lemas pas pembukaan 6, menyebabkan si dede bayi terpaksa divacuum supaya bisa keluar (detailnya ga perlu gue share disini ya, ga sesuai topik juga).

Hari pertama setelah melahirkan, gue masih hepi-hepi nya udah bisa ketemu sama dede bayi yang selama ini gerecokin kalo malem gue mo tidur, yang sering protes di perut kalo gue telat makan, yang sering bikin gue lemes kalo pulang kerja kemaleman.
Beberapa jam setelah lahiran gue sudah bisa enjoy broadcast soal kelahiran dede bayi ke temen-temen. Bahkan masih bisa ngeladenin curhatan temen kantor yang lagi ada masalah di proyek barunya.

Hari kedua, feeling aneh itu balik lagi. Gue masih di rumah sakit, ditungguin suami yang lagi pules tidur (waktu itu jam 5 pagi, ada perawat masuk ke kamar bawain susu buat gue). Setelah perawat keluar kamar, gue mandangin suami yg tidur kecapean, dan tiba-tiba datanglah perasaan hampa yang gak jelas penyebabnya. Gue merasa bahwa tanpa anak pun, hidup kami sudah baik berdua. Dengan adanya anak, kan malah jadi repot, gak bisa having fun lagi.
Gue buru-buru istighfar ketika sadar pikiran gue itu sangat salah dan sangat tidak bersyukur. Gue usir jauh-jauh pikiran itu dan berusaha menikmati moment menjadi seorang ibu.

Hari ketiga, gue pulang dari rumah sakit dijemput bokap nyokap. Nyokap nginep di rumah buat ngajarin basic2 ngurus bayi. Lumayan, ada yang bantu masak dan urus dede bayi. Suami juga masih cuti dan sibuk urus ini itu. Rumah masih rame deh pokoknya. Feeling-feeling aneh memang ada tapi masih bisa gue tepis jauh-jauh.

Semuanya berubah drastis di hari keempat ketika suami kerja, nyokap pulang, dan gue hanya berdua sama dede bayi di rumah. Sepiiiii. Hampaaaa. Gue yg terbiasa dengan kehebohan dan keramaian proyek, angkat telepon masuk bisa kuping kanan dan kiri sekaligus, kini terkurung di rumah berdua dengan seorang bayi yang gak bisa diajak ngobrol, maen, ngerumpi, apalagi diajak curhat. Ada perasaan kosong di dalam diri gue dan di saat yang bersamaan ada rasa sesak yang gak bisa gue jelaskan. Dan tiba2 aja, gue nangis sampe sesenggukan. Gue merasa semuanya salah dan gak seharusnya seperti ini. Gue gak menyalahkan dede bayi, gue sayang anak gue, tapi gue tetep merasa semua ini salah dan gak seharusnya begini. Gue kangen suami gue yang lagi kerja, kangen kebersamaan kami ketika hanya berdua, dan semua itu gak akan gue alami lagi dengan adanya bayi dalam kehidupan kami.

Beberapa hari setelahnya perasaan gue makin parah. Kalo anak gue nangis meski udah minum susu, ganti popok, dan dibawa ke teras rumah biar dia gak bosen,  pasti gue stress. Gak ngerti dia maunya apa.
Kalo anak gue nangis keras banget tiap dimandiin, pasti gue ikut nangis. Minta maap ke dede bayi kalo gue nyakitin dia. (makanya kadang gue cuma lap pake air hangat aja, karena takut dia nangis jengker).

Gue sering gak sarapan karena gak sempet, harus mandiin dan boboin bayi dan beberes dan nyuci dan segala macem. Kelar kerjaan dede bayi udah bangun lagi dan nangis minta nyusu.
Sering gak makan siang karena sibuk urus bayi juga. Boro-boro mau masak, mo beli jajanan yang lewat aja gak bisa karena lg nyusuin dan dede bayi nangis kalo diinterupsi nyusunya.
Mo makan malem kadang udah gak nafsu lagi. Mending tidur. Karena kalo malem si dede sering bangun setiap satu jam sekali, nyusu.
Tidur pun ga pernah bisa nyenyak, dan selalu mimpi buruk.
Seminggu habis lahiran berat badan gue langsung turun 12kg!

Satu malem, ketika suami gue pulang kerja, gue peluk dia dan gue nangis sesenggukan di dadanya. Suami gue kaget tapi dia gak banyak komen or tanya. Dia sudah paham apa yg menimpa gue. Dia peluk gue dan elus-elus punggung gue sampe gue tenang.
Memang, style suami gue menunjukkan bahwa dia care dan sayang gak seperti oppa oppa di drama Korea ya guys. Tapi gue sangat bersyukur dia ada di dalam hidup gue. Kalo libur kerja, dia sigap bantu-bantu gue dengan kerjaan di rumah. Kalo malem dede bayi rewel, dia bantu gendong or nenangin dede bayi meskipun besok paginya kerja.

Gue nangis di pelukannya gak sekali-dua kali. Gue nangis sendirian di rumah, udah gak terhitung lagi.

Suami gue bilang bahwa gue harus ikhlas. Harus sabar. Lama-lama juga terbiasa. Jangan sampe gue mengeluh atau nangis,  kesian nanti dede-nya merasa tidak diinginkan.

Gue mulai intens searching dan cari tahu lebih detail soal syndrome celaka ini di google. Ternyata gak sedikit perempuan yg ngalamin syndrome ini. 50-80% perempuan yg melahirkan bisa terkena, dan gak cuma di kelahiran anak pertama. Yang lebih celaka, kalo periode Baby Blues yang berlangsung sekitar 2 minggu setelah melahirkan tidak sukses terlewati, maka si ibu bisa kena PND (Post Natal Depression). Ini level killer nya Baby Blues. Bisa berlangsung selama berbulan-bulan. Dan gejalanya jauh lebih mengerikan daripada baby blues. Si ibu bisa sampai berusaha membunuh bayinya sendiri!
Pernah denger berita soal ibu yg memutilasi bayinya sendiri di rumah kontrakannya? Nah... gue baru sadar jangan2 si ibu terkena PND ini tapi tidak mendapat bantuan dan support dari keluarganya.

Belajar dari postingan perempuan2 lain yang sudah pernah mengalami baby blues bahkan PND, gue mulai memaksa diri untuk berbahagia kembali. Gue gak mau sampe kena PND.
Berikut ini beberapa hal yg menjadi catatan penting dalam proses "pemulihan" gue :
1.  Gue gak ngotot ngelarin semua kerjaan rumah sampe selesai. Yang bisa gue kelarin ya gue kelarin, yg gak bisa dikelarin, ya ikhlasin. Bisa dikerjain nanti pas suami pulang atau bahkan bisa dipending besok lagi.

2. Makan itu penting. Apalagi kalau menyusui. Gue merasakan sendiri ketika perut kosong dan dede nyusu, gue makin merasa sengsara. Serasa ada yang dikuras keluar dari diri gue. Dan bikin badan kita lemes juga. Sediakan buah dan cemilan yg banyak di kulkas. Kalo gak sempet masak, beli mateng aja atau Delivery Order.  Simple.

3. Jangan sok idealis. Mungkin lo pengen anak lo dapet ASI eksklusif,  tapi kalo sampe seminggu setelah lahiran ASI lo belum lancar atau bahkan belum keluar, ya masa lo tega anak lo gak nyusu?  Beli susu formula. Asal ketika ASI udah lancar, sufor dikurangi atau kalau bisa ditiadakan. Gue terpaksa beli sufor di hari ketiga, sepulang dari RS. ASI gue blm keluar sedangkan si dede udah nangis trs seharian. Setelah ASI lancar, dede cuma gue kasi sufor kalo malem aja. Karena kalo ASI bisa lama banget dia baru mau lepas. Jadi gue gak tidur sama sekali.
Begitu juga dengan popok. Kalo lo punya asisten rumah tangga, atau tinggal bareng ortu/mertua dimana semua kerjaan rumah ada yang bantu, ya gapapa lah pake popok kain. Kalo kaya gue, sendirian di rumah dan mo makan aja suka ga sempet, boro-boro nyuci popok bayi, mo mandi aja susah cari waktunya!  Makanya gue kekeuh pake popok sekali pakai. Agak boros memang, tapi daripada tambah stress? Udah ngantuk kurang tidur, kelaperan kurang makan, banyak pikiran, masih harus cape-cape nyuciin popok juga setiap kali dede pipis atau pup? Duuh gusti!

4. Cari jeda waktu untuk istirahat. Teorinya sih, kalo dede bayi tidur seharusnya si ibu ikut tidur. Istirahat. Tapi kan prakteknya gak bisa begitu ya. Begitu bayi tidur, ya emaknya gerilya beresin kerjaan rumah. Tapi setelah beberapa lama gue mulai bisa menyesuaikan jadwal tidur dede. Ada periode beberapa jam di siang hari yg bisa gue pake istirahat bareng dede. Meskipun ga pernah bisa beneran tidur siang, tapi lumayan bisa rebahan santai-santai.

5. Bersosialisasi. Faktor terbesar penyebab Baby Blues gue adalah berkurangya aktifitas sosial gue secara drastis. Bahkan hampir gak ada sama sekali. Gue merasa terisolasi dan tercabut dari dunia gue secara tiba-tiba. Gue merasa ditinggalkan sendirian. Benar-benar sendirian. Belakangan, gue mulai aktif lagi di socmed. Sekedar say "hi" ke temen-temen ternyata bisa berujung kepada obrolan rame yang bikin hepi. Gue mulai paham kenapa ibu-ibu rumah tangga pada suka ngumpul dan ngerumpi, karena mereka bete di rumah terus! Suntuk!

6. Menerima keadaan. Setelah hamil dan melahirkan sudah pasti ada perubahan pada fisik perempuan ya. Gak selangsing dan sekenceng dulu, perut kendor, stretch mark, ASI merembes bikin ribet, dll dsb deh.
Yang biasanya sering nongkrong n hang out macam cewe single sekarang harus bawa anak kemana-mana. Semuanya berubah. Semuanya!  Dan kita harus ikhlas menerima.

7. Bersyukur. Tau berapa jumlah pasutri yang bersusah payah pingin punya anak tapi gak kesampean? Berapa biaya yang mereka keluarkan supaya bisa punya momongan? Ikut segala macem program?  Gue ingetin diri gue berkali-kali betapa gue beruntung bisa segera hamil setelah nikah.
Selain itu, gue juga mengingatkan diri gue bahwa moment istimewa ini, bisa menikmati kebersamaan dengan anak gue sepanjang hari dan setiap hari, menyaksikan pertumbuhan dan perkembangannya, cuma bisa berlangsung selama cuti doang. Cuma 3 bulan!  Setelahnya gue harus balik kerja, pulang malem, sabtu masuk, dan entah kapan lagi bisa nikmatin waktu berharga seperti ini.

Dengan menerapkan 7 hal di atas, perasaan gue semakin hari semakin membaik. Gak berarti langsung happy-go-lucky juga sih ya, kadang masih merasa kesepian dan sedih di rumah sendirian, tapi udah gak selebay minggu pertama setelah melahirkan. Kalau pagi memang paling berasa Blues nya, mungkin efek kurang tidur semaleman. Tapi semakin siang feeling gue semakin cerah, pengaruh sinar matahari juga kali ya.

So jika kalian sedang mengalami syndrome ini, atau istri kalian yang sedang ngalamin, atau kalian sedang menunggu kelahiran anak kalian, gue sarankan kalian banyak-banyak searching soal Baby Blues dan Post Natal Depression. Bukan berarti mengharapkan yang jelek untuk beneran terjadi, tetapi menyiapkan diri untuk skenario terburuk. Istri harus berani berbagi kepada suami soal apa yang dia alami dan rasakan. Suami harus mau mendengarkan, memahami, menerima, dan mendukung istri. Dukungan terbesar dan terbaik yang bisa diterima oleh penderita syndrome ini adalah dukungan dari suami. Bukan orang lain.

Buat referensi, berikut ini beberapa link website dan blog yang sangat membantu gue melewati periode baby blues :

http://www.sujiwo.com/2016/04/kepada-para-suami-saya-mohon-bacalah.html?m=1

http://theurbanmama.com/articles/melawan-post-natal-depression.html

https://ibubidan.com/485-gejala-dan-cara-menghindari-baby-blues-syndrome.html

https://www.deherba.com/mewaspadai-sindroma-baby-blues-pada-ibu-pasca-melahirkan.html

Semoga berguna...

Thursday, September 22, 2016

Menabung Buat Nikah?? Ini Tips-nya!



Buat kalian yang sedang kejar setoran nabung untuk nikah, berikut ini gue share cara-cara jitu buat nabung yang mungkin bisa lo jadikan panduan :

1.       Buat rekening terpisah
Jika kalian punya rekening yang dipakai untuk transfer gaji setiap bulan, usahakan punya 1 rekening lain (bebas pilih bank) yang khusus kalian gunakan untuk tabungan.
Tujuannya, supaya rekening terpisah tersebut gak diganggu gugat sama sekali. Usahakan uang yang sudah kalian setorkan ke rekening tersebut gak dipakai untuk keperluan apapun kecuali benar-benar urgent.

2.       Sisihkan di awal bulan
Pernah punya prinsip “Gaji – Kebutuhan = Tabungan” ?
Prinsip di atas berpatokan bahwa ketika gaji bulan lalu masih ada sisanya, baru sisa tersebut ditabung. Ini prinsip yang SALAH BESAR!!!
Menabung itu harus disisihkan di awal. Ketika kalian gajian, langsung setorkan ke rekening khusus tabungan, lalu lupakan! Maksudnya lupakan disini ya jangan diutak-atik, kecuali untuk kebutuhan yang sangat urgent.
Kalau kalian nunggu ada sisa gaji baru ditabung, caya deh ma gue, kaga bakal ada sisanya! Selalu adaaa aja barang-barang lucu di mall, di tokopedia, atau di lazada. Khilaf belanja, lupa deh ma nabung (curcol nih gue).

3.       Ada target
a.       Pernikahan kalian berapa bulan lagi? Enam bulan? Setahun? Dua tahun?
Jika sudah punya rencana kapan nikah, sudah pasti tahu dong sisa waktu tinggal berapa bulan lagi untuk nabung.
b.      Resepsi di rumah apa di gedung? Sudah tahu dong biaya yang dibutuhkan berapa banyak?

Dengan menjawab dua pertanyaan di atas sudah pasti kalian bisa bikin target : berapa total target tabungan, berapa yang ditabung setiap bulan, dan berapa lama nabung.

4.       Tabungan bareng pacar
Dulu semasa jomblo, gue paling ngeri lihat temen-temen gue pada punya tabungan bareng pacarnya. Pikir gue : kok mau ya mempercayakan uang sebesar itu ke orang lain meskipun itu pacar sendiri. Pacar kan bukan suami. Dan belum tentu beneran jadi suami. Kalo putus pacaran trus hitung-hitungannya gimana?
Tapi setelah punya pacar yang serius dan berencana nikah, baru gue sadar bahwa tabungan bersama itu memang penting. Kalau misal kamu sibuk nabung sendiri sementara pacar kamu gak ada usaha untuk nabung kaya kamu, nanti giliran mendekati hari H siapa yang repot? Kamu sendiri juga. Cari dana dari mana untuk nutupin “jatah” pacarmu?
So nabung bersama itu penting. Tapi lebih penting lagi harus ada laporan keuangannya.
Ketika gue nabung buat merit, setoran dari si bebeb gue masukin bareng di rekening khusus tabungan punya gue. Tapi gue selalu buat laporannya. Gak ribet amat sih, bikin di excel biasa aja : tanggal bebeb setoran, berapa yang disetor, dan berapa yang diambil (kalo pas dia butuh).
Jadi, semisal terjadi hal-hal yang diluar rencana kalian (putus, dll) kalian gampang balikinnya. Gue gak doain putus sih ya, tapi kan lebih baik sedia payung sebelum hujan.

5.       Ikut arisan
Masih berfikir bahwa arisan itu khusus emak-emak RT? Memang. Tapi kita juga butuh lho guys. Gak sedikit temen-temen gue (termasuk gue sendiri) yang ikut arisan sebelum nikah. Jadi ketika mendekati hari H, kita bisa minta supaya nama kita yang dapet arisan. Waktu menjelang nikah gue ikut 2 arisan dan gue minta supaya dua-duanya keluar. Mayan kan.
Tapi usahakan kalian ikut arisan yang panitia nya gak saklek sama peraturan ya. Pilihlah grup arisan yang memang membolehkan pesertanya ambil duluan dalam keadaan yang mendesak.

6.       Bonus & THR
Punya bonus dari kantor? Punya THR? Masukin semuanya ke tabungan. Gak usah buang duit untuk jajan dan jalan-jalan dulu. Kejar setoran pokoknya!

7.       KTA / Personal Loan
Kredit Tanpa Agunan & Personal Loan yang ditawarkan oleh beberapa bank bisa juga jadi penyelamat buat kalian yang mau nikah dan kurang modal. Saran gue, ajukan pinjaman dengan jumlah yang masuk akal, yang sanggup kalian bayar setoran bulanannya. Jangan sampe setelah nikah kalian malah stress dikejar-kejar debt collector karena gak sanggup bayar. Dulu gue juga sempat ngajuin, tapi Alhamdulillah ditolak hehe.

8.       Kartu Kredit
Yang ini pengalaman pribadi gue.
Kalo kalian pernah baca-baca postingan gue sebelumnya, pasti kalian tahu bahwa planning nikah gue itu berubah total dua bulan sebelum acara. Yang tadinya rencana resepsi di rumah berubah jadi ke gedung.
So pasti kebutuhan dana juga berubah ya bo’. Nambahnya gak sejuta-dua juta, tapi puluhan juta! Duitnya darimana?
Meskipun target nabung gue paksa tambah, gak bakalan juga nutup kekurangannya. Kenapa? Ya karena tinggal dua bulan lagi keleeesss… nambahnya gak seberapa.
Puter-puter otak berdua bebeb, akhirnya gue dapet ide untuk  memaksimalkan kartu kredit kita masing-masing. Semua pengeluaran yang harus dibayar cash (pelunasan catering, belanja selametan, dll) kita prioritaskan pake uang yang sudah ada. Sedangkan keperluan sekunder (beli cincin emas pelangkah buat kakak gue, beli tiket pesawat+hotel honeymoon, dll) kita bayarnya pake kartu kredit. Bahkan gue dan bebeb ngambil uang cash dari CC kita masing-masing sesuai batas yang diberikan untuk nambahin dana.
Hasilnya? Alhamdulillah resepsi lancar.
Bayarnya? Ya dari amplop kondangan para tamu lah. Hahahaha….

Sudah siap nabung???


Wednesday, September 21, 2016

Perlu Gak Sih Jadi Peserta BPJS Kesehatan???



Ini pertanyaan galau ya guys.

Sebenernya sudah setahun terakhir gue terdaftar sebagai peserta BPJS Perusahaan (iuran gue dibayarkan oleh perusahaan tempat gue bekerja). Bedanya dengan peserta BPJS Mandiri ada di besar iurannya. Jika peserta BPJS Mandiri kelas 1 harus membayar iuran sebesar 80-90ribu per bulan per orang (info terakhir yang gue dengar), maka peserta BPJS Perusahaan kelas 1 iurannya adalah 5% dari gaji.

Nah….5% persen itulah yang jadi biang kerok penyebab “kerusuhan” di tempat gue kerja sejak sebulan yang lalu. Begini hitungan iuran per bulannya :

Untuk karyawan single : 5% x Gaji All In (pembayaran hanya untuk karyawan ybs)
Untuk karyawan menikah : 5% x Gaji All In (pembayaran karyawan ybs, istri, + 3 org anak)

Jadi, kalau ada 1 karyawan single vs 1 karyawan menikah (+ 3 anak) yang gajinya sama besarnya, maka iuran yang dibayarkan oleh perusahaan juga sama saja.
Misal gaji all in adalah Rp 8.000.000
Untuk karyawan single : 5% x 8.000.000 = 400.000/bulan
Untuk karyawan menikah : 5% x 8.000.000 = 400.000/bulan

Untuk karyawan yang sudah menikah sih ga terlalu rugi ya, karena dia bayar 400rb untuk 5 orang alias sekeluarga (jatohnya tetep aja 80rb per orang kan).

Tapi buat yang single, (atau sudah menikah tapi belum punya anak, atau hanya punya anak 1) dia bayar 400rb untuk dirinya sendiri! Gilak! Itu seharga asuransi Prudential gue bo!!! Apakah fasilitas dan pelayanannya sama dengan Prudential? JAAAUUUHHHHHH!!!!!

Kalo kita sakit dan perlu dirawat, lalu kita nunjukkin kartu Prudential (atau asuransi lainnya), kita gak bakal diperlakukan layaknya rakyat jelata berkasta rendah sama rumah sakit. Tapi kalo kita nunjukkin kartu BPJS, siap-siap ngantri dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore cuma buat dapet pelayanan yang (jujur aja deh) jauh dari kata layak, obat yang gak manjur (pengalaman pribadi adek gue), plus ribet bolak balik ngurus dokumen a, b, c, sampe z yang gak ada habisnya (pengalaman temen kantor gue).

Masalah utama yang jadi penyebab “kerusuhan” di tempat gue kerja adalah : karena iuran bulanan yang perusahaan bayarkan untuk keanggotaan karyawannya gak notabene full dibayar oleh perusahaan, tapi diambil dari jatah pengobatan karyawan. Jadi kalau selama ini kita punya hak “uang pengobatan” yang bisa kita cairkan (reimburse kwitansi pengobatan), setelah jadi peserta BPJS itu jatah pengobatan udah dipotong buat bayar BPJS. Lah abis dong?! Iya habis memang, atau setidaknya berkurang banyak dari jatah yang seharusnya kita terima. Makanya rusuh deh. Banyak yang pada protes gak mau jadi peserta BPJS, ada yang mau ikut BPJS Mandiri aja (yang single terutama milih ini), dan berbagai jenis komplen lainnya.

Perusahaan sih menyarankan agar karyawan memanfaatkan keanggotaan BPJS sebaik-baiknya. Tapi apa benar bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya? Contoh nih gue sendiri :
1.       Keanggotaan BPJS gue tuh hitungannya single karena suami gue terdaftar terpisah (dan kami belum punya anak, masih di kandungan – gue lagi hamil maksudnye).
2.       Iuran bulanan yang diambil dari “jatah pengobatan” gue kurang lebih 400rb per bulan (seharga Prudential gue).
3.       Kalo gue periksa kandungan ke klinik tanpa BPJS (bayar cash), rata-rata gue bayar 350rb (sudah termasuk periksa dokter, vitamin, plus USG)
4.       Kalo gue periksa kandungan ke klinik pake kartu BPJS, biaya gratis TAPIIII….. gue cuma diperiksa oleh Bidan (bukan dokter), jenis vitamin yang dikasih beda (lower grade), dan tidak ada USG.
Lihat lagi point nomor 2 : iuran BPJS gue 400rb per bulan, sedangkan bayar dokter cash cuma 350rb udah dapet paket lengkap.

Apa yang bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya? Yang ada gue merasa  dimanfaatkan sama BPJS. Kalo gue periksa ke bidan, paling banyak cuman habis 75ribu!!!

Memang, iuran BPJS itu ibarat subsidi silang buat yang tidak mampu, itung-itung beramal. Tapi apakah orang tidak mampu seluruhnya punya BPJS? Gue rasa enggak. Lagian, kalo gue mau beramal bukan dengan cara bayar iuran BPJS. Banyak cara lain untuk beramal yang memang benar-benar dirasakan manfaatnya sama orang yang tidak mampu.

So, kesimpulannya...perlu gak sih jadi peserta BPJS Kesehatan???


Wednesday, June 8, 2016

After The Wed - Masalah Menjelang Pernikahan??? Ternyata Semua Ngalamin Yahhh

Holaaaaaaaaaaaaaaaa...........
Alhamdulillah akhirnya selesai juga perjalanan panjang menuju pernikahan yang benar-benar melelahkan yaaa >___<

Di postingan kali ini gue mau share masalah-masalah yang gue temui selama persiapan sampe hari H menuju pernikahan gue. Kenapa? Biar capeng-capeng lain yang juda sedang mengalami masalah menjelang pernikahan bisa belajar dan bisa tenang, bukan cuma kalian yang ngalamin kok :)

1. Berantem
Soal ini sudah pernah gue bahas dengan detail sebelumnya. Capeng gak sekali dua kali saling bete dan kesal satu sama lain karena urusan kecil atau urusan besar. Kalian udah sama-sama capek, pusing, stress, jadi bawaaannya emosian. Penyebab berantem ada-ada aja: cowo atau cewe lain, tema pernikahan, warna undangan, menu catering, adat yang mau dipakai, sampe masalah keuangan. Gak sedikit juga capeng yang gagal nikah akibat berantem ini.
Solusinya : banyak sabar dan berdoa. Kalo minjem istilah temen gue, usus kudu panjang biar makin sabar. Ingetin diri kalian sudah berapa lama pacaran, sudah berapa kali mengidamkan pernikahan berdua, inget juga ortu dan keluarga yang bakal jadi korban kalau kalian kekeuh sama ego masing-masing.

2. Musibah
Keluarga bebeb gue ngalamin musibah ketika dalam perjalanan dari Semarang menuju Jakarta (di Tegal tepatnya). Mobil mereka ditabrak dari belakang dan musti stay di bengkel kurang lebih seminggu. Berhubung akad tinggal sehari lagi, terpaksa mereka sewa mobil di Tegal untuk melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Gue tau si bebeb udah deg-deg an tuh waktu terima kabar soal tabrakan. Tapi Alhamdulillah banget, keluarga bebeb gak ada yang luka satu pun.
Soal kecelakan begini bukan pertama kali-nya terjadi, sudah sering gue denger berita kecelakaan rombongan pengantin. Ngeri banget kan.
Syukur Alhamdulillah keluarga gue n bebeb sehat walafiat sampe acara kelar. Menjelang hari H memang gue banyak-banyak berdoa guys. Terutama malam menjelang akad gue banyakin baca Surat Al-Qoshos ayat 24 yang artinya : Ya Tuhanku Sesungguhnya Aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.

3. Undangan Kurang
Sebenernya sih gue order ke percetakan sesuai dengan jumlah tamu yang gue undang. Tapi ternyata ketika si undangan sudah selesai dicetak, banyak banget yang cacat produksi (hampir 15% dari jumlah pesanan). Seharusnya sih gue balikin ke percetakan ya, tapi gue males bolak-baliknya jadi gue ikhlasin aja dah tuh yang cacat.
Efeknya, ya musti ngurangin jumlah penyebaran undangan. Sodara gak gue kasi undangan, temen kantor gue kasih-nya per tim/divisi gak perorangan, dll, dst lah.
Kalau kalian ngalamin hal seperti ini, sebaiknya balikin aja ke percetakan. Jangan ngikutin malesnya gue ya. hehe

4. Suvenir Terlambat
Aduh gilak yang satu ini mah.
Gue pesen suvenir di pasar jatinegara, tau dong ini pusat suvenir di Jakarta. Nah, gue pesen dari bulan Maret 2016 dan di nota tertulis barang jadi tgl 10 Mei 2016. Lumayan dong ya, tgl 10 Mei ke 28 Mei kan masih ada jeda 2 minggu, aman lah pikir gue. Gak terlalu mepet.
Tapi ternyata, ketika gue tlp itu toko di tgl 10, mereka bilang barang belum jadi, tlp aja seminggu lagi. Waktu itu belum ketar-ketir gue, jadi gue OK aja sama info dari dia. Seminggu kemudian gue tlp, masih belum jadi! Disuru tlp 3 hari lagi. Mulai lah gue panas,,,apa-apan nih toko?!
Selewat tiga hari, gue ga telpon tuh toko tapi gue datengin langsung ke jatinegara. Dan ternyata, masihhhh belum jadi. ASTAGA!!
Gue dijanjiin barang bakal dikirim ke rumah hari Selasa (2 hari lagi). Dan dia minta pelunasan dibayar saat itu juga, jadi hari Selasa dia tinggal kirim. Gue udah males sebenernya waktu itu, tapi bebeb mau lunasin aja biar segera dikirim.
Hari selasa,,,,,,GAK DIKIRIM JUGA sodara sodara!!!! Gue tlp si empunya toko gak diangkat, gue sms gak di bales. Mendidih dah ni kepala.
Sampe H-6 itu suvenir masih gak ada kabar guys. Gue n bebeb udah sepakat mau ke toko n minta uang kita dibalikin aja lah (trus langsung beli yg ready stok di jatinegara). Tapi si empunya toko bilang dia gak ada di toko hari itu, lagi  nyekar. WTF banget deh pokoknya.
H-2 dia sms tanya alamat (padahal udah gue kasi lengkap plus denah waktu gue dateng terakhir kali plus pelunasan), dan dia janji mau kirim jam 5 sore. Apakah dikirim???? TIDAK DIKIRIM juga!!
H-1 orang rumah udah repot, acara selametan, beberes, dll, dst. Gue nyuruh bebeb datengin lagsung ke toko dan minta uang dibalikin. Kalau dia gak kasih, acak-acak aja tokonya. Lempar2in isi toko keluar, kalo perlu bawa polisi. Tapi ternyata ada ojek yang telpon dan bilang kalau dia mau nganter suvenir. Janjian lah sama si bebeb. Dan ternyata memang bener tuh barang dikirim jam 13.00 (H-1 ya guyssss.... belom tempelin kartu ucapan terima kasih tuh).
Setelah barang dateng, langsung gue n kakak + adek gue keroyokan pasangin kartu ucapan yang udah kita pesen dari percetakan undangan. Ketika kita hitung, jumlahnya pas sesuai pesanan dan hanya ada 4 barang yang reject.
Tapi teteeeupp.....ada aja erornya. Gue pesen nama gue n bebeb dicetak di badan suvenir, tapi datengnya apa? Nama gue n bebeb cuma dicetak di stiker bening trus stiker di tempel di suvenir. Murahan bangettttt!!!!
Gue gak rekomen sama sekali deh toko yang satu ini. Ohiya, nama tokonya REJEKI SOUVENIR (Bpk. Masyhuri). Alamat : Pasar Regional Jatinegara Lantai Basement BKS 184.
JAUHILAH TOKO SOUVENIR INI KALO KALIAN LAGI HUNTING SOUVENIR DI JATINEGARA GUYS. JAUHILAH SEPERTI KALIAN MENJAUHI GEMPA DAN ULARRRR!!!!!

5.Akad Tanpa Kerudung (Veil)
Udah semacam tradisi ya kalo pas akad penganten nya dipakein kerudung putih berdua. Kesannya gimanaaa gitu.
Tapi pas gue akad, si salon lupa aja gitu bawa kerudung buat gue. Yang ada malah dia nanya "Mba Renny gak bawa kerudung?" -_____-
Ya sudahlah ya...gak wajib juga hukumnya... (meski miris kalo inget)
Waktu gue cerita-cerita ke temen kantor, ternyata ada yang lebih parah dari gue. Bukan kerudung yang ga dibawa, MAS KAWIN yang ketinggalan di rumah! Ampunilah....

6. Buku Nikah Tanpa Foto
Duduk berhadap-hadapan dengan penghulu, bokap di sisi kanan penghulu, saksi di sisi kiri dan kanan meja, deg deg an ya bo'. Suwer. Gue nggak ngerasain tuh yang namanya gelisah or deg-degan menjelang pernikahan, saking stress ngurusin a-z yang bermasalah kayaknya. Tapi pas menjelang akad, duduk berdua di hadapan penghulu, nahloooo. Nyer nyer rasanya di ulu hati. 
Tapi yang paling bikin nyer-nyer itu waktu si bapake penghulu yang terhormat (dan mengaku mirip artis Anjasmara) menggelar foto-foto di meja, dan semuanya foto si bebeb. Foto gue gak ada satu pun. Trus dia buka buku nikahnya, dan dia bilang "foto mba-nya nggak ada nih, saya gak bisa tempel dan stempel kementrian agama jadinya". Pucet lah gue.
Tapi akhirnya dia bilang bahwa foto gak papa menyusul aja. Persyaratan wajib nikah adalah ada penghulu, ada saksi, dan ada yang dinikahkan, foto tidak termasuk. My Goood legaaaaa.
Lagian, itu foto gue titip ke bokap sejak sebulan lalu (foto gue n bebeb), trus udah dibawa ke KUA sebulan lalu juga, kenapa baru dikomen pas hari H ya? kan heran sayahh...
Tapi yang penting, ijab kabul nya sah!!!
Selidik punya selidik, ternyata foto gue ketinggalan di rumah Bokap, kayaknya bokap keselip tuh waktu berangkat ke KUA. Huh...

Nah,,,,kalian lagi ngalamin masalah-masalah menjelang pernikahan? Jangan kuatir! Hampir semua capeng ngalamin! Tapi yang jelas, semua ada solusinya. Rajin2 berdoa & ibadah, minta diberikan kekuatan & ketabahan oleh Allah SWT. Inget, setan berkeliaran di sekitar capeng menjelang hari pernikahan karena dia gak suka kalau yang selama ini dosa jadi halal...
Sekali lagi, banyakin berdoa & ibadah. 






To The Wed - Pemilihan Catering

Di postingan sebelumnya memang gue menyebutkan bahwa resepsi nikah gue akan pake catering temennya Nyokap. Dengan alasan itulah pula gue nyari gedung resepsi yang agak longgar jika kita pake catering dari luar. Minimal yang charge-nya gak bikin kita gak nafsu makan di hari H.

Setelah dapet gedung yang sesuai, sudah kita DP, Gak taunyaaa,,,,,,,harga catering yang dikasih dari temennya Nyokap itu ternyata gak semanis yang dulu dijanjiin guys. Ketika kita hubungi dan temui langsung pihak cateringnya, ternyata harga yang mereka kasih malah jauuuh lebih mahal dari catering lain. Naiknya hampir 100% dari yang mereka tawarkan di awal. Amsyong sayah! >___<

Artinya, di saat kita menduga urusan gedung + catering udah beres, ternyata gue masih harus hunting catering lagi. Dengan bermodalkan brosur-brosur yang dulu gue ambil ketika hunting gedung, mulailah gue telpon-telponin semua catering yang gue pegang brosurnya.

Rata-rata harga paket catering untuk 300 undangan (600 tamu) adalah 70-80juta nett, belum termasuk salon dan dekor. Jujur aja, itu harga masih di atas budget gue. Karena salon dan dekor terpisah memang jatuhnya lebih mahal. Apa mau dikata, gue udah terlanjur DP ke salon & dekor sejak kita planning nikah di rumah. Daripada DP hangus, ya mending tetep dipake walaupun venue berubah jadi di gedung.

Beberapa catering menawarkan gue untuk test food. Tapi karena harganya di atas budget ya gue ga datengin. Lagipula lokasi test food nya jauh-jauh banget. Dari semua catering yang gue hubungi, catering Purnama (lokasi kantor Cempaka Putih) memang yang paliiing murah. Paketan mereka ada yang Rp 35.000/orang! Gue telepon lah, dan disambungkan dengan Ibu Inga (kalo ga salah ya itu namanya). Trus pas gue bilang lokasi gedung resepsi gue di Ciracas si Ibu kaget setengah idup "apa??? jauh amat mba!!" -_____-
Akhirnya si ibu bilang, untuk lokasi sejauh itu dia gak bisa kasih harga yang Rp 35.000/orang, minimal yang Rp 42.500. Berdasarkan survey gue, harga Rp 42.500/orang pun masih di bawah rata-rata harga catering lain lho, jadi gue tetep lanjutkan tanya-tanya ke Ibu Inga itu. Gue disuru test food di Taman Anggrek TMII (deket banget dari rumah ciiin!), dan memang karena deket ya gue dateng lah kesana bareng adek gue.

Sebelum berangkat test food, gue udah browsing-browsing di mbah Google terkait review catering Purnama. Sebagian besar kasih review bagus, tapi beberapa menekankan makanan yang dingin dan somay yang keras. Waktu di lokasi test food gue bikin taktik perang sama adek gue: kita ga boleh makan makanan yang sama! Semua harus dicicipin! hahahaha (test food apa maruk ini yak?)

Berikut hasil test food gue :
1. Pempek Palembang : enakkk! Ikannya berasa banget dan bumbunya pas. Kekurangannya: dingin, ga dikasi pemanas. > nilai 8

2. De-crepes : gue tadinya berharap de-crepes nya seperti yang ada di mall: crunchy dan tipis. Ternyata de-crepes Purnama itu agak tebel dan ga garing, lebih mirip kulit martabak manis, tapi di atasnya dikasih es krim stroberi yang rasanya enak banget. Jadi tetep oke lah menurut gue. > nilai 7

3. Bakso : agak asin tapi berhubung memang gue penyuka makanan asin ya gue tetep enjoy aja makannya. Adek gue yang ngambil makanan ini dan dia bilang enak banget. > nilai 7

4. Kambing guling + lontong : ini makanan paling diantri selama acara. Waktu gue tiba di antrian paling depan bumbu sambel kecapnya udah habis dan petugas cateringnya belum sempet ngambil kecap lagi ke dapur. Gue tetep aja ambil kambingnya daripada keburu kehabisan. Dagingnya empuk banget! Gue yang biasanya sakit gigi tiap habis makan kambing ini enggak sama sekali. > nilai 8

5. Zuppa Sup : ini yang paling seru. Purnama ga keluarin full zuppa sup nya melainkan dikeluarkan per nampan. Setiap petugas dateng bawa 1 nampan (isinya kurang lebih 15 porsi) pasti langsung diserbu. Kita harus nunggu di depan gubukan baru bisa dapet jatah. Agak aneh sih ya, nggak tau juga apa metode seperti itu dimaksudkan supaya makanan ga langsung habis atau memang harus dipanggang dulu per nampan baru dikeluarin. Tapi gak sia-sia nunggu giliran sih, rasanya enak banget. Sup nya kental dan gurih. > nilai 9

6. Es Doger : lumayan. > nilai 7

7. Menu Prasmanan
    - Nasi goreng : nilai 8
    - Sop Kombinasi (ayam, sosis, bakso) : nilai 8
    - Ayam kecap manis : nilai 8
    - Bistik lidah : nilai 6 (aneh rasanya, keasinan pula)
    - Gurame asam manis : nilai 7
    - Capcay : nilai 5 (asiiiin pake banget)

Niat awal gue yang musti nyobain semua jenis makanan ternyata terlalu muluk guys. Begah! Entah kebanyakan nyicip apa memang terlalu banyak gubukan yang disediain deh. Banyak gubukan yang gak sempet gue sambangin : soto sulung, soto kudus, somay, sate ayam (padahal pingin banget nyicip ini), sama es puter. Gue hitung ada 12-an gubukan tapi gak inget apa lagi yang belum kesebut. Dalam hati gue mikir, ni penganten banyak duit kali yeee, gubukan aje ampe selusin! Bagi sini ngape duitnye! >____<

Tapi jujur gue heran banget pas nerima suvernirnya (FYI, gue test food kesini tuh ga sekedar makan gratis ya Bo', gue ngamplopin cuy! Udah kaya tamu biasa aja gitu, tamu tak diundang tapi hihi). Untuk lokasi resepsi yang harganya agak diatas rata-rata, terus makanan yang menurut gue cukup mewah dan gak ngirit budget (nyediain 12 gubukan selain prasmanan), suvenirnya berupa gelas (kecil, putih bening) yang dibungkus kain tile (gapake kardus gitu). Ya mungkin si penganten punya persepsi dan asumsi lain ya terkait suvenirnya, suvenir boleh biasa aja tapi yang penting tamu kenyang makan enak sepuasnya. Makaciiiii ya mba dan mas manten :*)

Secara keseluruhan, gue puas sama test food Purnama. Nilai general nya 8,5 lah.Setelah diskusi dengan keluarga dan bebeb, akhirnya kami sepakat mau pake catering Purnama aja.

Sehari setelah test food, gue n adek gue berangkat ke kantor catering Purnama di cempaka putih. Di sana kita ketemu sama Ibu Inga (beneran namanya Bu Inga guys!). Sebelum salaman sama Bu Inga gue sempet kepedean dan salaman sama Ibu2 yang ada di ruang tamu. Gue kira doi salah satu pengurus jadi gue langsung aja memperkenalkan diri, gak taunya dia juga tamu disitu, lagi bayar pelunasan catering untuk resepsi anaknya. Haduuu malu dah.

Ngobrol-ngobrol sama Bu Inga, gue dikasih tau bahwa resepsi yang gue datengin test food tadi malem itu pake paket yang harganya 100juta di Purnama. Harga segitu sudah termasuk undangan dan suvenir juga (akhirnya gue paham kenapa suvenirnya kaya gitu, namanya juga bonusan).

Bu Inga bilang untuk tanggal 28 Mei dia cuma available untuk 1 orang lagi, karena untuk siang udah ada 3 orang yang DP. Kalau gue mau pake dia ya musti kasih kabar secepatnya, atau bakal dia kasih ke orang yang DP duluan. Gue dikasih waktu seminggu, tapi gue gapake lama deh, langsung gue DP in saat itu juga. Untuk gubukan, gue sempet tanya apa gue bisa ambil gubukan dari luar purnama (nyari sendiri biar lebih murah maksudnya), tapi Ibu Inga agak keberatan. Karena kalau gubukan yang gue ambil itu ternyata rasanya gak enak, nama Purnama yang dipertaruhkan, karena tamu taunya cateringnya pake Purnama. Iya juga sih, akhirnya gue bilang ke dia gubukan dibahas nanti aja belakangan. Setelah DP, kita bahas menu dan dekor meja. Bu Inga ini orangnya sabar banget ngeladenin gue guys. Dan dia tau apa yang bagus di padu-padankan baik soal makanan atau warna dekor. Udah pengalaman sih ya. Gue gak terlalu lama diskusi sama beliau. Setelah selesai bahas menu dan dekor kita langsung pamitan. Yang bikin kaget, pas kita mau keluar kantor Purnama, di  ruang tamu udah ada tamu yang lain lagi. Rame beneeer ni kantor!!

Buat kalian yang lagi cari catering atau paket pernikahan, gue gak ragu untuk rekomendasiin Catering Purnama. Sudah terkenal, dan memang murah. Mereka ada paket pernikahan di gedung senilai Rp 50 juta. Udah termasuk menu gubukan juga. Bahkan untuk resepsi di aula, paketannya ada yang Rp 43 juta. Lebih enak sih kalau dapet gedung yang rekanan sama Purnama ya, jadi gak kena charge catering lagi. Dan yang terpenting, sebaiknya planning nikah sejak awal harus dimatengin dulu. Jangan sampe kaya gue, catering-salon-dekornya beda2 jadi lebih mahal. Kalau ambil paketan di Purnama atau catering/salon lain, pasti deh bisa lebih murah.

After the Wed
Berdasarkan info dari tamu-tamu gue yang dateng, hampir semua bilang masakan Purnama enak guys. Bahkan ada yang bilang bahwa dia nyobain semua masakan dan menu gubukan, dan semuanya enak. Hahaha, laper kayanya.

Memang sempet ada drama di pagi-nya sih. Sejak awal gue sudah info ke Bu Inga bahwa salah satu menu gubukan akan disediain untuk sarapan setelah akad (pukul 09.00 WIB), dan itu sudah tercatat di salah satu nota (tulisan tangan Ibu Inga sendiri). Tapi pas hari H, tim Purnama-nya malah bilang di surat jalan dia nggak ada tuh notes soal sarapan tersebut. Adek gue yang jadi panitia catering langsung panik dah tuh. Setelah adek gue tunjukkin tulisan tangan ibu Inga, baru deh tim Purnama yang panik, karena makanan mereka belum sampe!!
Untung sarapan bisa kita ulur gitu pake acara adat. Jadi yang seharusnya acara adat dilakukan setelah sarapan, ini kita mundurin sarapan ke setelah acara adat (berhubung salah satu acara adatnya adalah saweran, gue rasa tamu akad nggak terlalu kecewa sarapannya telat. Hehe)
Pas banget acara adat kelar, pas sarapannya dateng. Legaaaa rasanyahh...