Thursday, September 22, 2016

Menabung Buat Nikah?? Ini Tips-nya!



Buat kalian yang sedang kejar setoran nabung untuk nikah, berikut ini gue share cara-cara jitu buat nabung yang mungkin bisa lo jadikan panduan :

1.       Buat rekening terpisah
Jika kalian punya rekening yang dipakai untuk transfer gaji setiap bulan, usahakan punya 1 rekening lain (bebas pilih bank) yang khusus kalian gunakan untuk tabungan.
Tujuannya, supaya rekening terpisah tersebut gak diganggu gugat sama sekali. Usahakan uang yang sudah kalian setorkan ke rekening tersebut gak dipakai untuk keperluan apapun kecuali benar-benar urgent.

2.       Sisihkan di awal bulan
Pernah punya prinsip “Gaji – Kebutuhan = Tabungan” ?
Prinsip di atas berpatokan bahwa ketika gaji bulan lalu masih ada sisanya, baru sisa tersebut ditabung. Ini prinsip yang SALAH BESAR!!!
Menabung itu harus disisihkan di awal. Ketika kalian gajian, langsung setorkan ke rekening khusus tabungan, lalu lupakan! Maksudnya lupakan disini ya jangan diutak-atik, kecuali untuk kebutuhan yang sangat urgent.
Kalau kalian nunggu ada sisa gaji baru ditabung, caya deh ma gue, kaga bakal ada sisanya! Selalu adaaa aja barang-barang lucu di mall, di tokopedia, atau di lazada. Khilaf belanja, lupa deh ma nabung (curcol nih gue).

3.       Ada target
a.       Pernikahan kalian berapa bulan lagi? Enam bulan? Setahun? Dua tahun?
Jika sudah punya rencana kapan nikah, sudah pasti tahu dong sisa waktu tinggal berapa bulan lagi untuk nabung.
b.      Resepsi di rumah apa di gedung? Sudah tahu dong biaya yang dibutuhkan berapa banyak?

Dengan menjawab dua pertanyaan di atas sudah pasti kalian bisa bikin target : berapa total target tabungan, berapa yang ditabung setiap bulan, dan berapa lama nabung.

4.       Tabungan bareng pacar
Dulu semasa jomblo, gue paling ngeri lihat temen-temen gue pada punya tabungan bareng pacarnya. Pikir gue : kok mau ya mempercayakan uang sebesar itu ke orang lain meskipun itu pacar sendiri. Pacar kan bukan suami. Dan belum tentu beneran jadi suami. Kalo putus pacaran trus hitung-hitungannya gimana?
Tapi setelah punya pacar yang serius dan berencana nikah, baru gue sadar bahwa tabungan bersama itu memang penting. Kalau misal kamu sibuk nabung sendiri sementara pacar kamu gak ada usaha untuk nabung kaya kamu, nanti giliran mendekati hari H siapa yang repot? Kamu sendiri juga. Cari dana dari mana untuk nutupin “jatah” pacarmu?
So nabung bersama itu penting. Tapi lebih penting lagi harus ada laporan keuangannya.
Ketika gue nabung buat merit, setoran dari si bebeb gue masukin bareng di rekening khusus tabungan punya gue. Tapi gue selalu buat laporannya. Gak ribet amat sih, bikin di excel biasa aja : tanggal bebeb setoran, berapa yang disetor, dan berapa yang diambil (kalo pas dia butuh).
Jadi, semisal terjadi hal-hal yang diluar rencana kalian (putus, dll) kalian gampang balikinnya. Gue gak doain putus sih ya, tapi kan lebih baik sedia payung sebelum hujan.

5.       Ikut arisan
Masih berfikir bahwa arisan itu khusus emak-emak RT? Memang. Tapi kita juga butuh lho guys. Gak sedikit temen-temen gue (termasuk gue sendiri) yang ikut arisan sebelum nikah. Jadi ketika mendekati hari H, kita bisa minta supaya nama kita yang dapet arisan. Waktu menjelang nikah gue ikut 2 arisan dan gue minta supaya dua-duanya keluar. Mayan kan.
Tapi usahakan kalian ikut arisan yang panitia nya gak saklek sama peraturan ya. Pilihlah grup arisan yang memang membolehkan pesertanya ambil duluan dalam keadaan yang mendesak.

6.       Bonus & THR
Punya bonus dari kantor? Punya THR? Masukin semuanya ke tabungan. Gak usah buang duit untuk jajan dan jalan-jalan dulu. Kejar setoran pokoknya!

7.       KTA / Personal Loan
Kredit Tanpa Agunan & Personal Loan yang ditawarkan oleh beberapa bank bisa juga jadi penyelamat buat kalian yang mau nikah dan kurang modal. Saran gue, ajukan pinjaman dengan jumlah yang masuk akal, yang sanggup kalian bayar setoran bulanannya. Jangan sampe setelah nikah kalian malah stress dikejar-kejar debt collector karena gak sanggup bayar. Dulu gue juga sempat ngajuin, tapi Alhamdulillah ditolak hehe.

8.       Kartu Kredit
Yang ini pengalaman pribadi gue.
Kalo kalian pernah baca-baca postingan gue sebelumnya, pasti kalian tahu bahwa planning nikah gue itu berubah total dua bulan sebelum acara. Yang tadinya rencana resepsi di rumah berubah jadi ke gedung.
So pasti kebutuhan dana juga berubah ya bo’. Nambahnya gak sejuta-dua juta, tapi puluhan juta! Duitnya darimana?
Meskipun target nabung gue paksa tambah, gak bakalan juga nutup kekurangannya. Kenapa? Ya karena tinggal dua bulan lagi keleeesss… nambahnya gak seberapa.
Puter-puter otak berdua bebeb, akhirnya gue dapet ide untuk  memaksimalkan kartu kredit kita masing-masing. Semua pengeluaran yang harus dibayar cash (pelunasan catering, belanja selametan, dll) kita prioritaskan pake uang yang sudah ada. Sedangkan keperluan sekunder (beli cincin emas pelangkah buat kakak gue, beli tiket pesawat+hotel honeymoon, dll) kita bayarnya pake kartu kredit. Bahkan gue dan bebeb ngambil uang cash dari CC kita masing-masing sesuai batas yang diberikan untuk nambahin dana.
Hasilnya? Alhamdulillah resepsi lancar.
Bayarnya? Ya dari amplop kondangan para tamu lah. Hahahaha….

Sudah siap nabung???


Wednesday, September 21, 2016

Perlu Gak Sih Jadi Peserta BPJS Kesehatan???



Ini pertanyaan galau ya guys.

Sebenernya sudah setahun terakhir gue terdaftar sebagai peserta BPJS Perusahaan (iuran gue dibayarkan oleh perusahaan tempat gue bekerja). Bedanya dengan peserta BPJS Mandiri ada di besar iurannya. Jika peserta BPJS Mandiri kelas 1 harus membayar iuran sebesar 80-90ribu per bulan per orang (info terakhir yang gue dengar), maka peserta BPJS Perusahaan kelas 1 iurannya adalah 5% dari gaji.

Nah….5% persen itulah yang jadi biang kerok penyebab “kerusuhan” di tempat gue kerja sejak sebulan yang lalu. Begini hitungan iuran per bulannya :

Untuk karyawan single : 5% x Gaji All In (pembayaran hanya untuk karyawan ybs)
Untuk karyawan menikah : 5% x Gaji All In (pembayaran karyawan ybs, istri, + 3 org anak)

Jadi, kalau ada 1 karyawan single vs 1 karyawan menikah (+ 3 anak) yang gajinya sama besarnya, maka iuran yang dibayarkan oleh perusahaan juga sama saja.
Misal gaji all in adalah Rp 8.000.000
Untuk karyawan single : 5% x 8.000.000 = 400.000/bulan
Untuk karyawan menikah : 5% x 8.000.000 = 400.000/bulan

Untuk karyawan yang sudah menikah sih ga terlalu rugi ya, karena dia bayar 400rb untuk 5 orang alias sekeluarga (jatohnya tetep aja 80rb per orang kan).

Tapi buat yang single, (atau sudah menikah tapi belum punya anak, atau hanya punya anak 1) dia bayar 400rb untuk dirinya sendiri! Gilak! Itu seharga asuransi Prudential gue bo!!! Apakah fasilitas dan pelayanannya sama dengan Prudential? JAAAUUUHHHHHH!!!!!

Kalo kita sakit dan perlu dirawat, lalu kita nunjukkin kartu Prudential (atau asuransi lainnya), kita gak bakal diperlakukan layaknya rakyat jelata berkasta rendah sama rumah sakit. Tapi kalo kita nunjukkin kartu BPJS, siap-siap ngantri dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore cuma buat dapet pelayanan yang (jujur aja deh) jauh dari kata layak, obat yang gak manjur (pengalaman pribadi adek gue), plus ribet bolak balik ngurus dokumen a, b, c, sampe z yang gak ada habisnya (pengalaman temen kantor gue).

Masalah utama yang jadi penyebab “kerusuhan” di tempat gue kerja adalah : karena iuran bulanan yang perusahaan bayarkan untuk keanggotaan karyawannya gak notabene full dibayar oleh perusahaan, tapi diambil dari jatah pengobatan karyawan. Jadi kalau selama ini kita punya hak “uang pengobatan” yang bisa kita cairkan (reimburse kwitansi pengobatan), setelah jadi peserta BPJS itu jatah pengobatan udah dipotong buat bayar BPJS. Lah abis dong?! Iya habis memang, atau setidaknya berkurang banyak dari jatah yang seharusnya kita terima. Makanya rusuh deh. Banyak yang pada protes gak mau jadi peserta BPJS, ada yang mau ikut BPJS Mandiri aja (yang single terutama milih ini), dan berbagai jenis komplen lainnya.

Perusahaan sih menyarankan agar karyawan memanfaatkan keanggotaan BPJS sebaik-baiknya. Tapi apa benar bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya? Contoh nih gue sendiri :
1.       Keanggotaan BPJS gue tuh hitungannya single karena suami gue terdaftar terpisah (dan kami belum punya anak, masih di kandungan – gue lagi hamil maksudnye).
2.       Iuran bulanan yang diambil dari “jatah pengobatan” gue kurang lebih 400rb per bulan (seharga Prudential gue).
3.       Kalo gue periksa kandungan ke klinik tanpa BPJS (bayar cash), rata-rata gue bayar 350rb (sudah termasuk periksa dokter, vitamin, plus USG)
4.       Kalo gue periksa kandungan ke klinik pake kartu BPJS, biaya gratis TAPIIII….. gue cuma diperiksa oleh Bidan (bukan dokter), jenis vitamin yang dikasih beda (lower grade), dan tidak ada USG.
Lihat lagi point nomor 2 : iuran BPJS gue 400rb per bulan, sedangkan bayar dokter cash cuma 350rb udah dapet paket lengkap.

Apa yang bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya? Yang ada gue merasa  dimanfaatkan sama BPJS. Kalo gue periksa ke bidan, paling banyak cuman habis 75ribu!!!

Memang, iuran BPJS itu ibarat subsidi silang buat yang tidak mampu, itung-itung beramal. Tapi apakah orang tidak mampu seluruhnya punya BPJS? Gue rasa enggak. Lagian, kalo gue mau beramal bukan dengan cara bayar iuran BPJS. Banyak cara lain untuk beramal yang memang benar-benar dirasakan manfaatnya sama orang yang tidak mampu.

So, kesimpulannya...perlu gak sih jadi peserta BPJS Kesehatan???


Wednesday, June 8, 2016

After The Wed - Masalah Menjelang Pernikahan??? Ternyata Semua Ngalamin Yahhh

Holaaaaaaaaaaaaaaaa...........
Alhamdulillah akhirnya selesai juga perjalanan panjang menuju pernikahan yang benar-benar melelahkan yaaa >___<

Di postingan kali ini gue mau share masalah-masalah yang gue temui selama persiapan sampe hari H menuju pernikahan gue. Kenapa? Biar capeng-capeng lain yang juda sedang mengalami masalah menjelang pernikahan bisa belajar dan bisa tenang, bukan cuma kalian yang ngalamin kok :)

1. Berantem
Soal ini sudah pernah gue bahas dengan detail sebelumnya. Capeng gak sekali dua kali saling bete dan kesal satu sama lain karena urusan kecil atau urusan besar. Kalian udah sama-sama capek, pusing, stress, jadi bawaaannya emosian. Penyebab berantem ada-ada aja: cowo atau cewe lain, tema pernikahan, warna undangan, menu catering, adat yang mau dipakai, sampe masalah keuangan. Gak sedikit juga capeng yang gagal nikah akibat berantem ini.
Solusinya : banyak sabar dan berdoa. Kalo minjem istilah temen gue, usus kudu panjang biar makin sabar. Ingetin diri kalian sudah berapa lama pacaran, sudah berapa kali mengidamkan pernikahan berdua, inget juga ortu dan keluarga yang bakal jadi korban kalau kalian kekeuh sama ego masing-masing.

2. Musibah
Keluarga bebeb gue ngalamin musibah ketika dalam perjalanan dari Semarang menuju Jakarta (di Tegal tepatnya). Mobil mereka ditabrak dari belakang dan musti stay di bengkel kurang lebih seminggu. Berhubung akad tinggal sehari lagi, terpaksa mereka sewa mobil di Tegal untuk melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Gue tau si bebeb udah deg-deg an tuh waktu terima kabar soal tabrakan. Tapi Alhamdulillah banget, keluarga bebeb gak ada yang luka satu pun.
Soal kecelakan begini bukan pertama kali-nya terjadi, sudah sering gue denger berita kecelakaan rombongan pengantin. Ngeri banget kan.
Syukur Alhamdulillah keluarga gue n bebeb sehat walafiat sampe acara kelar. Menjelang hari H memang gue banyak-banyak berdoa guys. Terutama malam menjelang akad gue banyakin baca Surat Al-Qoshos ayat 24 yang artinya : Ya Tuhanku Sesungguhnya Aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.

3. Undangan Kurang
Sebenernya sih gue order ke percetakan sesuai dengan jumlah tamu yang gue undang. Tapi ternyata ketika si undangan sudah selesai dicetak, banyak banget yang cacat produksi (hampir 15% dari jumlah pesanan). Seharusnya sih gue balikin ke percetakan ya, tapi gue males bolak-baliknya jadi gue ikhlasin aja dah tuh yang cacat.
Efeknya, ya musti ngurangin jumlah penyebaran undangan. Sodara gak gue kasi undangan, temen kantor gue kasih-nya per tim/divisi gak perorangan, dll, dst lah.
Kalau kalian ngalamin hal seperti ini, sebaiknya balikin aja ke percetakan. Jangan ngikutin malesnya gue ya. hehe

4. Suvenir Terlambat
Aduh gilak yang satu ini mah.
Gue pesen suvenir di pasar jatinegara, tau dong ini pusat suvenir di Jakarta. Nah, gue pesen dari bulan Maret 2016 dan di nota tertulis barang jadi tgl 10 Mei 2016. Lumayan dong ya, tgl 10 Mei ke 28 Mei kan masih ada jeda 2 minggu, aman lah pikir gue. Gak terlalu mepet.
Tapi ternyata, ketika gue tlp itu toko di tgl 10, mereka bilang barang belum jadi, tlp aja seminggu lagi. Waktu itu belum ketar-ketir gue, jadi gue OK aja sama info dari dia. Seminggu kemudian gue tlp, masih belum jadi! Disuru tlp 3 hari lagi. Mulai lah gue panas,,,apa-apan nih toko?!
Selewat tiga hari, gue ga telpon tuh toko tapi gue datengin langsung ke jatinegara. Dan ternyata, masihhhh belum jadi. ASTAGA!!
Gue dijanjiin barang bakal dikirim ke rumah hari Selasa (2 hari lagi). Dan dia minta pelunasan dibayar saat itu juga, jadi hari Selasa dia tinggal kirim. Gue udah males sebenernya waktu itu, tapi bebeb mau lunasin aja biar segera dikirim.
Hari selasa,,,,,,GAK DIKIRIM JUGA sodara sodara!!!! Gue tlp si empunya toko gak diangkat, gue sms gak di bales. Mendidih dah ni kepala.
Sampe H-6 itu suvenir masih gak ada kabar guys. Gue n bebeb udah sepakat mau ke toko n minta uang kita dibalikin aja lah (trus langsung beli yg ready stok di jatinegara). Tapi si empunya toko bilang dia gak ada di toko hari itu, lagi  nyekar. WTF banget deh pokoknya.
H-2 dia sms tanya alamat (padahal udah gue kasi lengkap plus denah waktu gue dateng terakhir kali plus pelunasan), dan dia janji mau kirim jam 5 sore. Apakah dikirim???? TIDAK DIKIRIM juga!!
H-1 orang rumah udah repot, acara selametan, beberes, dll, dst. Gue nyuruh bebeb datengin lagsung ke toko dan minta uang dibalikin. Kalau dia gak kasih, acak-acak aja tokonya. Lempar2in isi toko keluar, kalo perlu bawa polisi. Tapi ternyata ada ojek yang telpon dan bilang kalau dia mau nganter suvenir. Janjian lah sama si bebeb. Dan ternyata memang bener tuh barang dikirim jam 13.00 (H-1 ya guyssss.... belom tempelin kartu ucapan terima kasih tuh).
Setelah barang dateng, langsung gue n kakak + adek gue keroyokan pasangin kartu ucapan yang udah kita pesen dari percetakan undangan. Ketika kita hitung, jumlahnya pas sesuai pesanan dan hanya ada 4 barang yang reject.
Tapi teteeeupp.....ada aja erornya. Gue pesen nama gue n bebeb dicetak di badan suvenir, tapi datengnya apa? Nama gue n bebeb cuma dicetak di stiker bening trus stiker di tempel di suvenir. Murahan bangettttt!!!!
Gue gak rekomen sama sekali deh toko yang satu ini. Ohiya, nama tokonya REJEKI SOUVENIR (Bpk. Masyhuri). Alamat : Pasar Regional Jatinegara Lantai Basement BKS 184.
JAUHILAH TOKO SOUVENIR INI KALO KALIAN LAGI HUNTING SOUVENIR DI JATINEGARA GUYS. JAUHILAH SEPERTI KALIAN MENJAUHI GEMPA DAN ULARRRR!!!!!

5.Akad Tanpa Kerudung (Veil)
Udah semacam tradisi ya kalo pas akad penganten nya dipakein kerudung putih berdua. Kesannya gimanaaa gitu.
Tapi pas gue akad, si salon lupa aja gitu bawa kerudung buat gue. Yang ada malah dia nanya "Mba Renny gak bawa kerudung?" -_____-
Ya sudahlah ya...gak wajib juga hukumnya... (meski miris kalo inget)
Waktu gue cerita-cerita ke temen kantor, ternyata ada yang lebih parah dari gue. Bukan kerudung yang ga dibawa, MAS KAWIN yang ketinggalan di rumah! Ampunilah....

6. Buku Nikah Tanpa Foto
Duduk berhadap-hadapan dengan penghulu, bokap di sisi kanan penghulu, saksi di sisi kiri dan kanan meja, deg deg an ya bo'. Suwer. Gue nggak ngerasain tuh yang namanya gelisah or deg-degan menjelang pernikahan, saking stress ngurusin a-z yang bermasalah kayaknya. Tapi pas menjelang akad, duduk berdua di hadapan penghulu, nahloooo. Nyer nyer rasanya di ulu hati. 
Tapi yang paling bikin nyer-nyer itu waktu si bapake penghulu yang terhormat (dan mengaku mirip artis Anjasmara) menggelar foto-foto di meja, dan semuanya foto si bebeb. Foto gue gak ada satu pun. Trus dia buka buku nikahnya, dan dia bilang "foto mba-nya nggak ada nih, saya gak bisa tempel dan stempel kementrian agama jadinya". Pucet lah gue.
Tapi akhirnya dia bilang bahwa foto gak papa menyusul aja. Persyaratan wajib nikah adalah ada penghulu, ada saksi, dan ada yang dinikahkan, foto tidak termasuk. My Goood legaaaaa.
Lagian, itu foto gue titip ke bokap sejak sebulan lalu (foto gue n bebeb), trus udah dibawa ke KUA sebulan lalu juga, kenapa baru dikomen pas hari H ya? kan heran sayahh...
Tapi yang penting, ijab kabul nya sah!!!
Selidik punya selidik, ternyata foto gue ketinggalan di rumah Bokap, kayaknya bokap keselip tuh waktu berangkat ke KUA. Huh...

Nah,,,,kalian lagi ngalamin masalah-masalah menjelang pernikahan? Jangan kuatir! Hampir semua capeng ngalamin! Tapi yang jelas, semua ada solusinya. Rajin2 berdoa & ibadah, minta diberikan kekuatan & ketabahan oleh Allah SWT. Inget, setan berkeliaran di sekitar capeng menjelang hari pernikahan karena dia gak suka kalau yang selama ini dosa jadi halal...
Sekali lagi, banyakin berdoa & ibadah. 






To The Wed - Pemilihan Catering

Di postingan sebelumnya memang gue menyebutkan bahwa resepsi nikah gue akan pake catering temennya Nyokap. Dengan alasan itulah pula gue nyari gedung resepsi yang agak longgar jika kita pake catering dari luar. Minimal yang charge-nya gak bikin kita gak nafsu makan di hari H.

Setelah dapet gedung yang sesuai, sudah kita DP, Gak taunyaaa,,,,,,,harga catering yang dikasih dari temennya Nyokap itu ternyata gak semanis yang dulu dijanjiin guys. Ketika kita hubungi dan temui langsung pihak cateringnya, ternyata harga yang mereka kasih malah jauuuh lebih mahal dari catering lain. Naiknya hampir 100% dari yang mereka tawarkan di awal. Amsyong sayah! >___<

Artinya, di saat kita menduga urusan gedung + catering udah beres, ternyata gue masih harus hunting catering lagi. Dengan bermodalkan brosur-brosur yang dulu gue ambil ketika hunting gedung, mulailah gue telpon-telponin semua catering yang gue pegang brosurnya.

Rata-rata harga paket catering untuk 300 undangan (600 tamu) adalah 70-80juta nett, belum termasuk salon dan dekor. Jujur aja, itu harga masih di atas budget gue. Karena salon dan dekor terpisah memang jatuhnya lebih mahal. Apa mau dikata, gue udah terlanjur DP ke salon & dekor sejak kita planning nikah di rumah. Daripada DP hangus, ya mending tetep dipake walaupun venue berubah jadi di gedung.

Beberapa catering menawarkan gue untuk test food. Tapi karena harganya di atas budget ya gue ga datengin. Lagipula lokasi test food nya jauh-jauh banget. Dari semua catering yang gue hubungi, catering Purnama (lokasi kantor Cempaka Putih) memang yang paliiing murah. Paketan mereka ada yang Rp 35.000/orang! Gue telepon lah, dan disambungkan dengan Ibu Inga (kalo ga salah ya itu namanya). Trus pas gue bilang lokasi gedung resepsi gue di Ciracas si Ibu kaget setengah idup "apa??? jauh amat mba!!" -_____-
Akhirnya si ibu bilang, untuk lokasi sejauh itu dia gak bisa kasih harga yang Rp 35.000/orang, minimal yang Rp 42.500. Berdasarkan survey gue, harga Rp 42.500/orang pun masih di bawah rata-rata harga catering lain lho, jadi gue tetep lanjutkan tanya-tanya ke Ibu Inga itu. Gue disuru test food di Taman Anggrek TMII (deket banget dari rumah ciiin!), dan memang karena deket ya gue dateng lah kesana bareng adek gue.

Sebelum berangkat test food, gue udah browsing-browsing di mbah Google terkait review catering Purnama. Sebagian besar kasih review bagus, tapi beberapa menekankan makanan yang dingin dan somay yang keras. Waktu di lokasi test food gue bikin taktik perang sama adek gue: kita ga boleh makan makanan yang sama! Semua harus dicicipin! hahahaha (test food apa maruk ini yak?)

Berikut hasil test food gue :
1. Pempek Palembang : enakkk! Ikannya berasa banget dan bumbunya pas. Kekurangannya: dingin, ga dikasi pemanas. > nilai 8

2. De-crepes : gue tadinya berharap de-crepes nya seperti yang ada di mall: crunchy dan tipis. Ternyata de-crepes Purnama itu agak tebel dan ga garing, lebih mirip kulit martabak manis, tapi di atasnya dikasih es krim stroberi yang rasanya enak banget. Jadi tetep oke lah menurut gue. > nilai 7

3. Bakso : agak asin tapi berhubung memang gue penyuka makanan asin ya gue tetep enjoy aja makannya. Adek gue yang ngambil makanan ini dan dia bilang enak banget. > nilai 7

4. Kambing guling + lontong : ini makanan paling diantri selama acara. Waktu gue tiba di antrian paling depan bumbu sambel kecapnya udah habis dan petugas cateringnya belum sempet ngambil kecap lagi ke dapur. Gue tetep aja ambil kambingnya daripada keburu kehabisan. Dagingnya empuk banget! Gue yang biasanya sakit gigi tiap habis makan kambing ini enggak sama sekali. > nilai 8

5. Zuppa Sup : ini yang paling seru. Purnama ga keluarin full zuppa sup nya melainkan dikeluarkan per nampan. Setiap petugas dateng bawa 1 nampan (isinya kurang lebih 15 porsi) pasti langsung diserbu. Kita harus nunggu di depan gubukan baru bisa dapet jatah. Agak aneh sih ya, nggak tau juga apa metode seperti itu dimaksudkan supaya makanan ga langsung habis atau memang harus dipanggang dulu per nampan baru dikeluarin. Tapi gak sia-sia nunggu giliran sih, rasanya enak banget. Sup nya kental dan gurih. > nilai 9

6. Es Doger : lumayan. > nilai 7

7. Menu Prasmanan
    - Nasi goreng : nilai 8
    - Sop Kombinasi (ayam, sosis, bakso) : nilai 8
    - Ayam kecap manis : nilai 8
    - Bistik lidah : nilai 6 (aneh rasanya, keasinan pula)
    - Gurame asam manis : nilai 7
    - Capcay : nilai 5 (asiiiin pake banget)

Niat awal gue yang musti nyobain semua jenis makanan ternyata terlalu muluk guys. Begah! Entah kebanyakan nyicip apa memang terlalu banyak gubukan yang disediain deh. Banyak gubukan yang gak sempet gue sambangin : soto sulung, soto kudus, somay, sate ayam (padahal pingin banget nyicip ini), sama es puter. Gue hitung ada 12-an gubukan tapi gak inget apa lagi yang belum kesebut. Dalam hati gue mikir, ni penganten banyak duit kali yeee, gubukan aje ampe selusin! Bagi sini ngape duitnye! >____<

Tapi jujur gue heran banget pas nerima suvernirnya (FYI, gue test food kesini tuh ga sekedar makan gratis ya Bo', gue ngamplopin cuy! Udah kaya tamu biasa aja gitu, tamu tak diundang tapi hihi). Untuk lokasi resepsi yang harganya agak diatas rata-rata, terus makanan yang menurut gue cukup mewah dan gak ngirit budget (nyediain 12 gubukan selain prasmanan), suvenirnya berupa gelas (kecil, putih bening) yang dibungkus kain tile (gapake kardus gitu). Ya mungkin si penganten punya persepsi dan asumsi lain ya terkait suvenirnya, suvenir boleh biasa aja tapi yang penting tamu kenyang makan enak sepuasnya. Makaciiiii ya mba dan mas manten :*)

Secara keseluruhan, gue puas sama test food Purnama. Nilai general nya 8,5 lah.Setelah diskusi dengan keluarga dan bebeb, akhirnya kami sepakat mau pake catering Purnama aja.

Sehari setelah test food, gue n adek gue berangkat ke kantor catering Purnama di cempaka putih. Di sana kita ketemu sama Ibu Inga (beneran namanya Bu Inga guys!). Sebelum salaman sama Bu Inga gue sempet kepedean dan salaman sama Ibu2 yang ada di ruang tamu. Gue kira doi salah satu pengurus jadi gue langsung aja memperkenalkan diri, gak taunya dia juga tamu disitu, lagi bayar pelunasan catering untuk resepsi anaknya. Haduuu malu dah.

Ngobrol-ngobrol sama Bu Inga, gue dikasih tau bahwa resepsi yang gue datengin test food tadi malem itu pake paket yang harganya 100juta di Purnama. Harga segitu sudah termasuk undangan dan suvenir juga (akhirnya gue paham kenapa suvenirnya kaya gitu, namanya juga bonusan).

Bu Inga bilang untuk tanggal 28 Mei dia cuma available untuk 1 orang lagi, karena untuk siang udah ada 3 orang yang DP. Kalau gue mau pake dia ya musti kasih kabar secepatnya, atau bakal dia kasih ke orang yang DP duluan. Gue dikasih waktu seminggu, tapi gue gapake lama deh, langsung gue DP in saat itu juga. Untuk gubukan, gue sempet tanya apa gue bisa ambil gubukan dari luar purnama (nyari sendiri biar lebih murah maksudnya), tapi Ibu Inga agak keberatan. Karena kalau gubukan yang gue ambil itu ternyata rasanya gak enak, nama Purnama yang dipertaruhkan, karena tamu taunya cateringnya pake Purnama. Iya juga sih, akhirnya gue bilang ke dia gubukan dibahas nanti aja belakangan. Setelah DP, kita bahas menu dan dekor meja. Bu Inga ini orangnya sabar banget ngeladenin gue guys. Dan dia tau apa yang bagus di padu-padankan baik soal makanan atau warna dekor. Udah pengalaman sih ya. Gue gak terlalu lama diskusi sama beliau. Setelah selesai bahas menu dan dekor kita langsung pamitan. Yang bikin kaget, pas kita mau keluar kantor Purnama, di  ruang tamu udah ada tamu yang lain lagi. Rame beneeer ni kantor!!

Buat kalian yang lagi cari catering atau paket pernikahan, gue gak ragu untuk rekomendasiin Catering Purnama. Sudah terkenal, dan memang murah. Mereka ada paket pernikahan di gedung senilai Rp 50 juta. Udah termasuk menu gubukan juga. Bahkan untuk resepsi di aula, paketannya ada yang Rp 43 juta. Lebih enak sih kalau dapet gedung yang rekanan sama Purnama ya, jadi gak kena charge catering lagi. Dan yang terpenting, sebaiknya planning nikah sejak awal harus dimatengin dulu. Jangan sampe kaya gue, catering-salon-dekornya beda2 jadi lebih mahal. Kalau ambil paketan di Purnama atau catering/salon lain, pasti deh bisa lebih murah.

After the Wed
Berdasarkan info dari tamu-tamu gue yang dateng, hampir semua bilang masakan Purnama enak guys. Bahkan ada yang bilang bahwa dia nyobain semua masakan dan menu gubukan, dan semuanya enak. Hahaha, laper kayanya.

Memang sempet ada drama di pagi-nya sih. Sejak awal gue sudah info ke Bu Inga bahwa salah satu menu gubukan akan disediain untuk sarapan setelah akad (pukul 09.00 WIB), dan itu sudah tercatat di salah satu nota (tulisan tangan Ibu Inga sendiri). Tapi pas hari H, tim Purnama-nya malah bilang di surat jalan dia nggak ada tuh notes soal sarapan tersebut. Adek gue yang jadi panitia catering langsung panik dah tuh. Setelah adek gue tunjukkin tulisan tangan ibu Inga, baru deh tim Purnama yang panik, karena makanan mereka belum sampe!!
Untung sarapan bisa kita ulur gitu pake acara adat. Jadi yang seharusnya acara adat dilakukan setelah sarapan, ini kita mundurin sarapan ke setelah acara adat (berhubung salah satu acara adatnya adalah saweran, gue rasa tamu akad nggak terlalu kecewa sarapannya telat. Hehe)
Pas banget acara adat kelar, pas sarapannya dateng. Legaaaa rasanyahh...

To The Wed - Perburuan Gedung Resepsi

Buanyaaakkkk banget blogger and temen-temen yang meng-klaim bahwa mempersiapkan pernikahan itu bikin capeng-nya stress. Apa iya? Jawabannya..... SALAH!!! Karena mempersiapkan pernikahan itu bikin STRESSSSSSSS (S nya pake banyak). >___<

Apalagi kalau terjadi perubahan mendasar di dalam planning nikah tersebut di detik-detik terakhir menuju hari H. Seperti yang terjadi pada gue pemirsah. Setahun lalu, ketika gue & bebeb ditanya Bokap Nyokap soal pernikahan, kita bikin rencana nikah dan resepsi di rumah. Gue pribadi kepingin di gedung karena akan mengundang bos-bos dari kantor. Kesian mereka kalau musti nyari lokasi rumah gue yang notabene gak tertera di google map ato waze kan? Tapi, apa mau dikata. Nyokap ngotot banget pingin resepsi di rumah dengan alasan "banyak tabungan."

Eitsss,,,,jangan seneng dulu baca-nya! Tabungan yang dimaksud si mamake itu bukan dalam bentuk uang yang bisa dengan suka hati gue pake buat acara resepsi ya. Tabungan yang dimaksud adalah simpenan-simpenan berupa beras, ayam, daging, aqua, dll, dst yang sudah Nyokap + Gue sumbangkan ke tetangga n sodara ketika mereka hajatan. Jadi, kalau gue hajatan di rumah, semua sumbangan itu akan mereka kembalikan. Gicuuu. Gak tau juga sih ya, dari mana asalnya adat model begini, tapi ya beginilah kebiasaan orang-orang di kampung gue. (haduu,,, pake kata kampung lagi. ntar disangka tinggal di pinggiran sawah yak). -___-

So, karena gue dan bebeb sudah berkomitmen sejak awal tidak akan membebani ortu terkait biaya nikah dan resepsi, maka selama setahun terakhir kami kejar setoran nabung. Dengan target tabungan sejumlah biaya nikah + resepsi di rumah.

Setelah uang terkumpul sejumlah kebutuhan, sudah siap merencakan susunan acara, TAU-TAUUUU Nyokap gue berubah pikiran aja gitu. Minta supaya gue nikah di gedung. WHATTT???!! Mak, udah tinggal dua bulan lagi ini!! Pegimane ceritanye?! Aye nyari duit lagi darimane?
Namun karena alasan yang tidak  bisa dibantah, maka gue pun setuju lah untuk resepsi di gedung. Apalagi bebeb juga pinginnya nikah di gedung. Mulailah kami hitung2 ulang. Nyokap menjanjikan bahwa kita bisa pake Gedung Asrama Haji Pinang Ranti karena temen deket Nyokap orang dalem sana. Kita juga sudah diinformasikan dari temen Nyokap itu terkait biaya gedung + cateringnya bakal dikasih harga temen. Kalo di total, biaya gedung + catering + salon, cuma beda tipis sama resepsi di rumah cuy! Maka dengan pede-nya gue nyanggupin ke Nyokap.

Ternyata,,,,Gedung Asrama Haji udah penuh disewa sampe Juni 2016 (maklum, menjelang lebaran itu. Orang pada buru2 kawin semua).

Trus gimana nih? Dengan bantuan Nyokap dan Ade gue, mulai-lah kami sekeluarga berburu gedung yang masih available di tanggal yang kami mau. For info nih ya, gak gampang nyari gedung resepsi untuk dua bulan mendatang. Beberapa pengurus bahkan terkaget-kaget waktu gue nanya tanggal 28 Mei 2016 kosong atau ngga? Beberapa yang lain bahkan nanya : untuk tahun 2017 kali? Say whattt??!!

Beberapa gedung memang masih kosong di hari Minggu tanggal 29 Mei, tapi dapetnya yang malem. Menurut gue kalau resepsi di Minggu malem ga leluasa waktunya buat akad, dekor gedung, dan ga leluasa buat tamunya juga. Apalagi yang rumahnya jauh. Keburu males berangkat duluan. Dan yang terpenting, berdasarkan info dari besan-nya Nyokap, Minggu 29 Mei itu hari apes buat gue n bebeb. Kalau Sabtu 28 Mei itu jatohnya di "jaya" buat gue n buat bebeb. Jadi si Ibu besan itu kekeuh nyuruh kita cari gedung untuk tanggal 28 Mei lah. Percaya ga percaya sih ya urusan beginian. Tapi berhubung sudah diinformasikan, ya lebih baik jangan dilanggar.

Berikut ini hasil perburuan gedung by gue + keluarga selama bulan Maret 2016:
1.  Gedung Sejahtera - Jl. Raya Pondok Gede (021 - 8779 2049)
Kapasitas +/- 800-1000 org.
Harga sewa : 30 juta (baru gedung doang ya cuy)
Availability : untuk sabtu sudah full sampai dengan akhir tahun 2016.
Berhubung harga aja udah jauh dari jangkauan, ya gue ga banyak tanya lagi ke gedung ini.

2. Gedung BKKBN - Halim (021 - 800 9029)
Untuk sementara tidak menerima sewa gedung dulu. 

3. Museum Purna Bhakti Pertiwi - Komplek TMII (021 - 840 2560)
Untuk sementara tidak menerima sewa gedung dulu.

4. Padepokan Pencak Silat - Komplek TMII
Kapasitas +/- 800-1000 org.
Harga sewa : 11 juta
Availability : sampai Juni 2016 sudah full.

5. Taman Anggrek - Komplek TMII (021 - 840 4141)
Kapasitas +/- 600-800 org. Bisa sampai 1500 orang kalau area taman dipake juga.
Harga sewa : 9 juta (siang), 10 juta (malam). Biaya akad 1,5 juta.
Availability : sampai Juni 2016 sudah full. Ditawarin untuk resepsi di hari Jumat, dan bisa pake gedung 1 hari 1 malem seharga 10 juta. Ogah. Kesian tamu gue banyak yang musti kabur dari kantor.

6.  Restoran Puri Caping - Komplek TMII (021 - 8778 1866)
Gue ga datengin langsung resto ini, cuma tanya via telepon. Untuk 600 tamu, charge mereka adalah 130jt pemirsah -___-
Jauh daru budget! Lupakan!!

7. Anjungan Jawa Tengah - Komplek TMII (021 - 840 9352)
Kapasitas : lupa tanya
Harga sewa : 15 juta belum termasuk tiket masuk TMII.
Masih di atas budget!


8. Puri Ardya Garini - Halim (021 - 809 7602)
Kapasitas : lupa tanya
Harga sewa : 8 juta (siang), 9 juta (malam)
Availability : sampai Juni 2016 sudah full.
Gedung ini mewajibkan penyewa untuk pakai catering dari gedung ya, ga boleh pake catering dari luar.

9. Aula Yatuna  Suprapto Suparno - Kampung Makasar
Ini aula punya story tersendiri buat gue. Lokasi memang deket banget sama rumah, dan gue dapet info soal gedung ini dari temennya nyokap yang punya catering tadi itu. Nyokap udah datengin dan ternyata kosong di tgl 28 Mei 2016. Udah seneng dong nyokap gue akhirnya dapet venue yang kosong di tanggal yg gue mau. Malemnya gue n bebeb datengin lah itu aula sepulang kita kerja. Dan jujur aje guys, gue kuciwa ama tampilannya. Langit-langit udah kusam dan mengelupas. Lampu minim. Kipas angin di langit2 kecil2 dan ga ada rasanya. Dan yang terpenting ruangannya sempit banget. Ga cukup deh untuk nampung 600 tamu. Tapi karena gak ada pilihan lain sejauh ini, yaudin gue tetep ngajuin permohonan peminjaman aula ke pengurus. Gue berencana mau pasang tenda di depan halaman aula supaya tamu gak numpuk di dalem aula, tapi tersebar di tenda luar.
Beberapa hari setelah gue mengajukan permohonan, tiba-tiba gue terima telepon dari pengurus aula. Mereka info ke gue bahwa aula Yatuna mau di-renov mulai bulan April 2016. Mereka gak bisa pinjamin aula dulu sampai renov selesai. Well, ga terlalu kecewa sih mengingat kondisi aula nya yang memang perlu banget di renov. Dan gue berharap renov bisa cepet selesai jadi capeng2 laen bisa segera menikmati Aula Yatuna dengan tampilan baru.
Tapi ternyataaaaaaaaaaaaaaaaaa ("a" nya masih kurang banyak sebenernya), sampai dengan tanggal gue merit, itu gedung tetep ada yang sewa guys!!! Gue mengawasi setiap kali gue lewat sana mulai bulan April, masih ada aja yang resepsi tiap Sabtu or Minggu. Sampai bulan Mei pun masih ada yang pake. Bahkannnn, tanggal 29 Mei (1 hari setelah gue nikah) masih ada yang resepsi di situ... Well, jelas dong gue dibohongin. Gak tau juga apa renov nya batal, atau ketika gue mengajukan permohonan ternyata ada yang sudah lebih dulu DP or lunasin. Padahal ketika gue mengajukan permohonan, gue jelas2 nawarin untuk DP tapi gak diterima. Nanti aja katanya, kalau sudah disetujui pengurus...
Nyemmm,,,cukup tau aja deh....
Kapasitas : 300-400 org
Harga sewa : 3,5 juta
Availability : (no comment).

10. Aula Dharmagati - Kramatjati
Kapasitas : 600-800 org
Harga sewa : 8 juta
Availability : 29 Mei Malem
Gue udah sempet booking tanggal di Dharmagati. Tapi pada akhirnya harus gue lepas karena bebeb n ortu ga setuju kalo minggu malem. Terlalu mepet. Dan lagi2 balik ke hari baik & hari jelek gitu.

11. Aula Al Kautsar - Taman PKP
Aula yang satu ini W.O.W banget buat gue. Gue dateng kesana sekitar jam 3, pas petugas cleaning lagi ngepel setelah resepsi orang baru selesai. Ruangannya cukup luas dan bagus banget di dalemnya. Gak perlu banyak dekor udah rapih deh. Sisi kiri aula itu ada danau yang menurut gue jadi nilai plus plus aula ini. Gue udah ngebayangin aja tuh, tamu2 gue sambil makan kambing guling duduk2 di pinggiran danau (hahahaha). Bahkan gue sempet tanya ke Ibu Pengurus apa gue bisa sewa kanopi di pinggir danau untuk akad dan si Ibu bilang bisa. Kan menambah suasana romantis giamanaa gitu... Tapi berdasarkan info dari Ibu pengurus, ternyata aula ini cuma available di tgl 28 Mei MALEMMM. T__T
Lagi-lagi musti gigit jari.
Kapasitas : 600-800 org
Harga sewa : 8 juta
Availability : 28 Mei Malem

12. Gedung Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2
Kapasitas : 500-600 org
Harga sewa : 12 juta
Availability : 28 Mei Siang/Malem sama2 kosong
Gue udah hampir yakin mau pake gedung ini. Memang sih harganya lebih mahal dibanding gedung lain, tapi dia ga kenain charge sama sekali untuk catering, hiburan, dll. Tapi bebeb gak mau pake, kata dia lumayan uang segitu. Bisa dialokasikan untuk keperluan yang lain. Yaudah deh ngalah....

13. GOR KOOPSAU Halim (kayanya sih ini calon namanya ya)
Kapasitas : 1500-2000 org
Harga sewa : belum tau
Availability : belum tau
Adek gue ketawa ngakak pas kita masuk ke gedung ini. Luaaaas pake banget. Bisa maen bola di dalem! Sebenernya nama gedungnya aja kita belum tau karena masih dalam proses kontruksi. Kita paksain survey karena memang udah gatau lagi musti kemana nyari gedung. Sebagai orang proyek, gue tau bahwa mereka lagi ngerjain eksternal, jadi pasti di dalem udah rapih. dan memang begitu kenyataannya. Gue bisa perkirakan bahwa bulan Mei nanti pasti nih gedung udah jadi.  Pas gue masuk ada orang kontraktornya di dalem dan mereka nanyain gue mau apa. Gue bilang aja mau sewa gedung buat resepsi. Ehhhhh,,malah ditanya : nikah sama siapa? sama saya? Haduuu bapake, aya aya wae...
Si Bapak ini juga bilang ke gue bahwa bulan Mei nanti nih gedung pasti udah jadi, tapi gue disuruh tanya ke Provos yang lagi jaga di gedung sebelah buat tanyain pastinya.
Berdasarkan info dari Provos, Mei belum tentu si gedung bisa disewain, karena masih harus ada peresmian dari Gubernur, dll, dst. Ohiye juge ye,,,gedung punya pemerintah pasti pake peresmian gicu...
Yaudin, berlalu lah saya.....

14. Aula Masjid Hikmatul Ilmi - Kawasan PGC Cililitan
Kapasitas : 500-600 org
Harga sewa : 5 juta
Availability : 28 Mei Kosong
Ini juga salah satu tempat yang hampir gue DP in. Tapi bebeb masih ragu2 karena dari luar tampilannya kurang wah katanya. Hmmmmmmmm..... baekkklahhhhh................... (udah mulai emosi sebenernya waktu itu).

15. Balai Pertemuan Kenangan, Ciracas
Kapasitas : 600-800 org
Harga sewa : 5 juta
Availability : 28 Mei Kosong
Horeeee!!! Tepuk tangan buat adek gue yang ngajakin kesini!
Setelah Bebeb gak setuju dengan Aula Masjid di Cililitan, kami rame2 berangkat ke arah Gedung Bina Insan sama PKP. Biar bebeb bisa bandingin sendiri gitu maksudnya. Di PKP si bebeb seneng, tapi ya itu tadi, cuma kosong di tgl 28 malem.
Akhirnya kita melanjutkan perjalanan, menyisir tiap gedung dan aula yang kita lewatin dan adik gue ngajak survey di Kenangan ini. 
Gedung ini semi outdoor sih ya, bentuknya kumpulan joglo gitu. Tapi area tamu lebih banyak outdoornya. Kalau cuaca adem sih enak2 aja, yang ngeri tuh kalo panas terik sama hujan deres, gak tau deh mau lari kemana tamu2 gue. Setelah diskusi keluarga, akhirnya kita sepakat untuk pake gedung ini (bingung juga mau cari gedung kemana lagi) tapi kita bakal pasang tenda buat area tamu. Gue juga planning sewa blower untuk ngademin tamu.
Charge catering Rp 3.500 per porsi (3.500 x 600 porsi = 2,1jt), gubukan gak kena charge.
Charge hiburan, sound system, dll = 1 juta.
Charge tenda = 10%.
Di total2, charge catering + tenda + lain2 adalah Rp 3.5 juta. Lumayan kan.
Jadi gue cuma bayar gedung 5jt + charge 1,4jt
Sorak-sorak bergembiraaaa.... (daripada 12 juta di Bina Insan - kata bebeb).

Sebenernya masih banyak gedung dan aula lain yang gue datengin. Tapi capek banget entry-nya pemirsah :D
Kebanyakan sih aula-aula masjid yang gue datengin. Gak terlalu menarik buat di entry. Tapi bisa gue rekomendasiin ke kalian, aula masjid rata-rata harganya murah (3-5jt dan sudah termasuk biaya akad di dalam masjid). Kekurangannya : biasanya ruangannya sempit dan ada aturan2 yang harus kita patuhi kalau resepsi di masjid (mengenai hiburan musik terutama).

So, buat kalian yang lagi nyari gedung resepsi, selamat berjuang ya :)
Pastikan kondisi badan harus fit, karena pasti capek banget keliling2 provinsi buat dapetin gedung yang sesuai. Jangan ragu untuk datengin gedung2 kecil atau gedung yang agak nyempil. Siapa tau bagus, tanggal tersedia, dan jodoh sama kalian. Dan jangan pake target harus pake gedung tertentu karena bisa stress sendiri kalo tuh gedung udah full booked ampe tahun depan. Sambil jalan, naek motor, atau bawa mobil, mampir aja ke tiap gedung yang keliatan...

Happy hunting guys!!!


Thursday, April 14, 2016

Pacaran Jangan Kelamaan!!!

Di postingan kali ini gue akan membahas batas waktu berpacaran. Mengapa harus dibahas? Ya iseng aja sih, lagi gak ada kerjaan hehe.

Di bawah ini adalah alasan-alasan (berdasarkan pengalaman pribadi gue) mengapa pacaran itu jangan kelamaan. Here we go!

1. BOSAN
Awal kalian pacaran memang rasanya dunia cuma milik berdua. Kemana-mana harus berdua : makan, jalan-jalan, nonton, shopping, belanja bulanan, ke salon, dll, dst, dsb. Segala aktifitas yang biasanya dilakukan bareng temen-temen, begitu punya pacar harus dilakukan bareng pacar, temen dibuang. Tapi yakin deh, selewat 6 bulan pacaran intens seperti itu pasti rasa bosan langsung datang menyerang. Dan ketika bosan beneran datang, yang ada kalian jadi bete dan males mau ngapa-ngapain berdua. Udah gak seru lagi karena sudah kelewat sering dilakukan. Ujung-ujungnya, kalian jadi bete satu sama lain dan bahkan bisa berantem.

2. MENYEPELEKAN
Percaya nggak kalau gue bilang ketika kita sudah dekat dengan seseorang untuk waktu yang sangattt lama, kita jadi menyepelekan orang tersebut?
Karena sudah lama dekat, sudah mengenal luar-dalem orang tersebut, kita menganggap apapun yang kita lakukan akan bisa diterima oleh orang tersebut. Hal-hal yang pada dasarnya "kurang ajar" atau membuat orang sakit hati, bisa kita lakukan tanpa sadar kepada orang yang kita sayangin. Kenapa? Karena alam bawah sadar kita berkata "gak apa-apa, gak bakal marah kok dia."
Kita juga menganggap bahwa orang tersebut akan selalu ada buat kita, jadi kita gak menjadikan moment-moment kebersamaan dengan mereka sebagai sesuatu yang istimewa.

3. EXPIRED PASSION
Masa iya passion ada expired nya?
Well, gue ngalamin sendiri kok guys. Dua tahun pertama gue selalu terima dan kirim sms/bbm ucapan met bobo, ditambah ucapan "Luv U", belum lagi dapet ciyum pipi kanan-kiri+jidat+bibir (hehe) kalo bebeb mau pulang dari rumah gue. Setelah 2 tahun, boro-boro ciyum pipi, sms met bobo aja udah gak pernah terima lagi! Sapaan "yank" juga lama-lama makin sering hilang dari peredaran.
Dulu kemana-mana digandeng, naik motor harus pegangan. Setelah dua tahun terlewati, boro-boro digandeng, gak pegangan waktu naik motor aja kadang nggak ngeh supirnya.

4. MENIKAH MENJADI SUATU KEHARUSAN, BUKAN IMPIAN
Di awal pacaran, kita memimpikan akan menikah dengan pacar kita. Kita membayangkan segala hal yang indah mengenai suatu pernikahan, dengan si bebeb yang jadi tokoh utamanya. Menjalani dua tahun pertama mimpi indah itu masih ada, hanya saja intensitasnya berkurang. Setelah dua tahun lebih, pernikahan yang lo idam-idamkan bukan lagi jadi bagian dari impian lo. Melainkan sebuah keharusan, kepantasan, dan memenuhi tuntutan dari keluarga dan lingkungan. Api yang dulu menggebu-gebu setiap kali lo membayangkan hari pernikahan lo, udah gak berkobar hebat seperti dulu lagi. Bahkan ketika elo sibuk mempersiapkan pesta pernikahan, rasa deg-degan itu hampir tidak ada atau bahkan tidak ada sama sekali di hati lo.
Kenapa? Apa yang salah? Apa karena lo udah nggak cinta lagi sama si bebeb?
Jawabannya ada di nomor 3 di atas : expired passion. Kasarnya : udah basi!

Jadi, saran gue buat kalian yang sudah menjalin hubungan dengan pacar kalian selama setahun atau lebih : segerakanlah!

Udah buruan nikah! Gak perlu mewah dan berbiaya mahal. Gak perlu ngundang orang sekampung juga. Sederhana tapi khidmat. Private tapi berkesan.

Wednesday, April 6, 2016

To The Wed - Godaan Syetan Menjelang Pernikahan

Ya ampun guys,,, gue bener-bener baru ngerasain stress-nya mempersiapkan pernikahan. Meskipun semua sudah di DP (Gedung, Catering, Tenda, Salon, dll) tapi tetep adaaaa aja masalah atau keperluan yang musti diurus. Padahal urusan laporan ke RT, RW, Lurah, sama daftar ke KUA udah diambil alih sama bokap tuh! Princess udah tinggal duduk manis!

Tapi, yang paling bikin gue stress ternyata bukan masalah mempersiapkan acara, menyiapkan dana, atau apapun yang berhubungan dengan hari H nanti. Ternyata yang paling bikin gue stress adalah masalah internal antara gue n bebeb. Memang, sudah banyak yang bilang kalo menjelang pernikahan pasti capeng-capeng banyak yang berantem. Saking stress, capek, banyak pikiran, efeknya memang jadi pada emosional. Tapi kalo gue mah bukan begituan yang bikin emosi, kalo laper tuh baru emosi...

Gue n bebeb mengalami "godaan syetan" menjelang lamaran kemarin. Ada cewe yang gue lihat selalu cari perhatian ke bebeb. Ada-ada aja tingkahnya supaya diperhatikan bebeb. Gue gak tau deh siapa yang mulai, apakah si bebeb atau tuh cewe yang mulai duluan. Yang jelas, gue gak suka lihatnya. Gue ini cewe, gue tau metode cewe kalo lagi flirting ke cowo itu kaya gimana. Mulai dari metode yang paling kasar sampe metode yang paling halus gue tau, karena gue sudah pernah lakuin itu semua (kalian yang cewe pasti setuju deh sama gue). Jadi ketika gue lihat tuh cewe caper ke bebeb, ya gue tau kalo dia lg flirting. Dan bebeb sepertinya merespon positif. Emosi lah saya.

Gue ngambek seminggu. Dan itu menjelang lamaran. Jadi selama seminggu menjelang lamaran gue ngambek gak mau ngomong sama bebeb, nangis tiap malem di kamar, dan bahkan sudah ngucap "ga usah lamaran sekalian!!" Astagfirullah.
Untung bebeb jenis manusia sabar guys. Jadi dia ga langsung ikut emosian ngeladenin gue. Dia sih bilang kalo dia gak ngerasa ada apa-apa sama tu cewe. Sekedar teman biasa, sekedar say 'hello' biasa.  Well girls, kalo kalian mengalami masalah serupa dan cowo kalian ngeles dengan kata-kata serupa kaya bebeb tadi, ini yang harus kalian ucapkan : KAMU SAMA AKU DULU JUGA TEMEN BIASA! KITA BERMULAI DARI SAY 'HELLO' BIASA. LIHAT KITA SEKARANG? MINGGU BESOK LAMARAN!!!
(ngomongnya gak usah pake teriak sih ya girls, gue capslock biar jelas aja kalian bacanya. hehe).

Intinya, gue ngasih tau bebeb jangan sampe kebablasan. Cowo suka gak nyadar kalau cewe itu GR-an. Cowo baik sedikit aja udah disangka naksir (yang ini jujur pengalaman pribadi sayah). Gue minta bebeb jaga jarak sama tu perempuan, dan jaga perasaan gue. Dan meskipun bebeb tetep ngeles, gue kunci mati statement gue dengan bilang : KALAU MENURUT KAMU APA YANG TERJADI ANTARA KAMU DENGAN CEWE ITU ADALAH HAL YANG BIASA AJA, OKE FINE. BESOK AKU LAKUIN HAL YANG SAMA DENGAN COWO LAIN DI DEPAN KAMU, DAN KAMU GAK BOLEH MARAH!
(sekali lagi guys, ga pake teriak ngomongnya).

Kalo cowo kalian bener-bener serius dengan kalian, dan menjadikan kalian sebagai prioritas nomor 1, pasti dia akan nurutin permintaan kalian. Dia pasti jaga jarak dengan perempuan pengganggu tersebut. Dan Alhamdulillah, bebeb jauhin tuh cewe. Beberapa hari setelah lamaran sih gue masih lihat tuh cewe masih caper-caper ke bebeb, tapi bebeb cuek dan gue "tidak sengaja" menyebarkan berita bahwa kami sudah lamaran. Setelah berita tersebar, puji syukur tuh cewe udah gak kedengeran suaranya...(setidaknya sampe gue nulis postingan ini ya, semoga sih seterusnya. Aamiin).

Gue ini maniak googling guys. Jadi ketika menemukan masalah begini, ya gue googling juga. Bukan sekedar cari solusi, tapi juga mencari tahu apa sih penyebab masalah begini muncul? Apakah semua capeng ngalamin juga? Dan masih banyak pertanyaan lain yang gue cari jawabannya di mbah google. Hasilnya, ternyata memang menjelang pernikahan syetan itu merajalela di sekitar capeng katanya. Kenapa? Karena dengan menikah, apa yang haram jadi halal, dan syetan gak mau itu terjadi. Dia mau kalian terus bikin dosa, makanya dia bikin masalah terus di sekitar capeng2. Bikin capeng panas, berantem, batal nikah, dll. Makanya banyak yang bilang, kalau menjelang nikah banyakin puasa sunnah (maksudnya supaya tidak tergoda gangguan syetan). Jujur yah karena gue kerja di proyek mau puasa di luar Ramadhan tuh susaahhh, berat bgt cobaannya. Haus terutama, karena di proyek tuh panas. Tapi gue usahain supaya bisa rajin sholat tahajjud. Supaya hati gue tenang, supaya jauh dari gangguan syetan.

Di salah satu blog yang gue baca, kita disarankan banyak membaca surat Al-Imran ayat 31. Sebenernya sih ini khusus untuk suami-istri (supaya saling setia), tapi ketika gue baca artinya cocok banget sama kondisi gue sekarang. Gue sarankan kalian banyak mengamalkan surat ini juga.



Selain godaan dalam bentuk wanita/pria lain, menjelang pernikahan capeng2 juga sering diganggu perasaan ragu. Ragu dengan pilihannya. Ragu pasangannya bisa setia. Ragu mau meneruskan rencana pernikahan. dll, dst, dsb. Gue pun mengalami perasaan ini. Tapi sekali lagi, banyakin doa dan ibadah. Cuma itu solusinya. Dan jangan lupa, masalah apapun harus dibahas berdua dengan pasangan. Masalah tidak akan selesai jika dibahas di dalam pikiran kita sendiri.

Keep smile :)